Oom Nerkom bercermin ditempat tukang cukur langganannya Mang Sarkoi, tersenyum, tertawa dan berpamer wajah ceria didepan kaca.

Mang Sarkoi : " Wah Oom lebih ganteng, seperti nampak 10 tahun lebih muda. "
Oom Nerkom : " Yah, aku akan memberikan surprise di kantor. Boss mereka muncul dengan mahkota baru, Berapa mang ? "
Mang Sarkoi : " Cuma Rp 30.000 saja. "
Oom Nerkom : " Jadi sekarang tarifnya naik !! sambil memberikan uang Rp 30.000,-
Mang Sarkoi : " Tukang cukur disini standar bayarannya dolar, jadi berfluktuasi tergantung dolar pagi dan dolar siang, naik berapa poin....begitu ! "
Oom Nerkom : " Kayak barang elektronik segala, pake bayar standar dollar segala, ini mah Buuk (rambut) bukan antena TV pake standar dolar segala. " Sambil memegang beberapa helai rambut. " ... " Ya tak apalah thank you. " Sambil berlalu meninggalkan si mamang cukur.
Mang Sarkoi : "Terima kasih, Oom. " Hehehehehe Kena tipu dia padahal harganya cuma 3 dolar atau 24 ribu...... untung 6 ribu perak.. " heheheheheh.. " Ngomong sendirian.

Oom Nerkom turun dari mobil dan masuk ke ruang kerjanya.

Oom Nerkom : " Iceu harus surprise, melihat gaya rambut ini? "heheheheheh... Sambil menyisir dikaca mobil yang mengkilat sambil bercermin.

Iceu : " Pak ada telepone interlokal dari Departemen di Jakarta, penting sekali katanya. " Sambil memberikan gagang telpone kepada Oom Nerkom.

Oom Nerkom segera memburu gagang telepon.

Boss Jakarta : " Saudara Nerkom."
Oom Nerkom : " Ya Pak Siap. "
Boss Jakarta : " Bapak Inspektur akan datang, siap untuk di inspeksi dalam waktu dua hari. " Tilpon interlokal itu singkat-jelas.
Oom Nerkom : " Ya Pak Siap. " Berubah wajahnya dari ceria menjadi serius.
Oom Nerkom : " Iceu panggil semua kepala Defisi, bagian TU, kita adakan rapat kilat. "
Iceu : " Baik pak akan segera saya hubungi. "

Semua kepala Devisi dan TU berkumpul untuk mendapatkan pengarahan kilat dari bapak kepala.

Oom Nerkom : " Bapak Inspektur Jendral akan datang dan kita jangan membuat bapak Inspektur Jendral menjadi ketus dan kecewa kita harus memperlihatkan keprofesionalan kita dalam bekerja, semuanya mesti siap dan akan cek and ricek langsung pekerjaan kalian, semuanya siap !!! "
Karyawan : " Siap... Pak. " Secara serentak.
Oom Nerkom : " Siap untuk diinspeksi dalam waktu dua hari. Meskipun dengan pemberitahuan ini segala sesuatunya harus disiapkan dan diada-adakan. " Kalo begitu rapat dibubarkan dan segera bereskan tugas-tugas kalian. "

Sehingga usaha tradisionil ABS (Asal Babeh Senang) masih dapat hidup dalam alam Reformasi ini, Oom masih sangsi apakah dalam waktu sesingkat itu aneka persiapan dapat dijalankan.

Oom Nerkom dan Iceu melakukan inspeksi, pertama melihat papan pengumuman, ia kecewa karena masih ditempel pengumuman yang sudah kadaluarsa, kecuali bahan celana yang baru tertempel selama 2 hari, muka Oom Nerkom nampak kecut.

Oom Nerkom : " Iceu, coba kamu lihat pengumuman-pengumuman yang sudah kadaluarsa..... Sudah 2 tahun masih menempel di sini. " sambil melotot lecewa.
Iceu : " Saya panggilkan, Mang Iding di panggil kemari. " Sambil melihat sekeliling di lantai yang masih bersih, Mang Iding mengikutinya dari belakang.
Oom Nerkom : " Bagus Mang cukup bersih, kamu masih bersemangat bergairah untuk membersihkan lantai ini. "
Mang Iding : " Yah, Gan. Sudah Mamang pel lantai ini 2 x, kemaren sore dan tadi pagi. "
Oom Nerkom : " Bagus-bagus kamu masih bersemangat, seperti semangatnya kamu pasang judi Toto Koni yah.. "
Mang Iding : "Yaya...yah, saya masih semangat memasangnya Gan. "
Oom Nerkom : " Dan kamu kemaren pasti menang undian Toto Koni, yah.. "
Mang Iding : " Yah Gan. "
Oom Nerkom : " Jangan pasang lagi yah.. haram itu hukumnya.. " Sambil berlalu meninggalkan Mang Iding.

Akan tetapi muka Oom menjadi masam, demi Sang beliau melihat tumpukan arsip-arsip surat, berdampingan dengan papan catur dan kartu gapleh.

Oom Nerkom : " Dadi, masa tumpukan-tumpukan arsip-arsip surat berdampingan dengan papan catur dan ini lagi kartu gapleh, berserakan dimana saja . " Sambil memegang papan catur dan kartu gapleh agar dipindahkan.
Pak Dadi : " Maaf Pak, itu tidak di sengaja bekas kejuaraan kemarin... " Sambil memelas.
Oom Nerkom : " Coba itu susun lagi arsip-arsip laporan sesuai dengan urutan laporan bulanan, berurut supaya mudah bila di Inspeksi bapak Injen, coba lihat aku laporan mingguan sekarang...... !!!! "
Pak Dadi : " Maaf Pak... Laporan mingguan belum semua masuk karena..... karena hari Kamis dan Sabtu libur jadi datanya baru datang tadi belum direkapitulasi.. "
Oom Nerkom : " Ahh... Itu alasan klasik, pokonya sekarang harus selesai laporan itu dan aku tunggu di Kantor. " Memberikan dampratan yang terakhir.
Pak Dadi : " Baik Pak, akan saya selesaikan laporan ini. "
Oom Nerkom : " Sahim...Sahim coba mana, aku ingin melihat laporan KAS, laporan Neraca Keuangan, Neraca Anggaran. "
Sahim : " Ini Pak laporanya. "
Oom Nerkom : " Aku periksa dulu, neraca Rugi Labanya, Balance tidak Debet dan Kreditnya, dan nanti kau ambil lagi di kantorku. " Sambil berlalu menuju kantornya.
Sahim : " Silahkan Pak, yah nanti saya ambil laporanya. "

Oom Nerkom keluar sambil menggerutu tentang pekerjaan karyawannya.

Oom Nerkom : " Pidato sebulan sekali tiap upacara bendera tanggal 17-an, tentang ketertiban dan disiplin agaknya belum cukup untuk menegakan disiplin. "

Semua terkejut ketika tiba-tiba Oom memanggil Sahim pemegang buku KAS. Sahim, seorang pegawai muda, terkenal jujur, bekerja keras dan teliti. Semua bertanya-tanya dalam hati. Apakah gerangan yang telah terjadi? Mustahil orang sejujur itu.

Oom Nerkom : " Waduh... Waduh.. gawat..., Sahim... Sahim.. " Sambil berteriak " Iceu panggil Sahim..... Cepat . "
Iceu : " Baik Pak. "... " Pak Sahim... Pak Sahim.. dipanggil Bapak Kepala cepat... "

Sahim dipanggil menghadap ke tempat Oom Nerkom secara pribadi. Muka Oom Nerkom nampak memerah. Didepanya buku kas. Hati Sahim berdegup.

Oom Nerkom : " Sahim. " Kau kukenal sebagai seorang yang teliti dan jujur. Aku sangat menghargai hal itu. Akan tetapi kali ini kau berbuat sesuatu yang tak ku sangka-sangka. "
Sahim : " Maksud Bapak ? " Sambil memberanikan diri.
Oom Nerkom : " Sahim, biaya kantor dari otorasi cuma Rp 1.250.000,- setahun. Tapi kau sudah keluarkan Rp 11.232.450,- Sebelas juta dua ratus tiga puluh dua ribu empat ratus lima puluh rupiah. Sahim, Sahim. Apakah yang telah terjadi, hendak kemanakan karier kita ? Apakah yang akan dikatakan Bapak Irjen nanti melihat keborosan ini? " Kata Oom dengan nada sedih.
Sahim : " Pak" kalau saya tidak hilaf, jumlah itu cuma Rp 1.232.450,-"
Oom Nerkom : "Mana bisa ? Lihat !" Sambil menunjuk angka itu. Pada saat itu pula sebuah senyum aneh muncul pada wajah Oom." Hehehe .., sudahlah, Aku mengerti sekarang."
Sahim : " Jadi, saya....... ? " Tanya Sahim keheranan.
Oom Nerkom : " Jadi kau boleh pergi. " Dengan muka masih memerah, cuma bukan karena marah lagi. " Kerjamu cukup bagus, kukira golongan III a bagimu akan segera ku usulkan. "
Sahim : " Terima kasih, pak, permisi. " Dengan masih keheranan.

Oom Nerkom niscahya tidak mau mengatakan bahwa sehelai rambut dari kumisnya yang baru di cukur telah jatuh kedepan angka, sehingga Rp 1.232.450 kelihatanya seperti Rp 11.232.450

Oom Nerkom : " Gara- gara kumis ini jadi saya ngerjain orang lain, kumis perusak anggaran. " Heheheheheh... " Sambil memegang sehelai kumis yang seperti angka satu.

Oom Nerkom sedang memeriksa pekerjaan laporan yang dibuat oleh anak buahnya yang menumpuk. Karyawan yang lain sudah pulang, tinggal ditemani oleh Iceu dan penjaga kantor yang sedang membersihkan lantai.

Oom nerkom : " Yah... Semuanya telah siap di inspeksi.. " Masih dengan wajah tegang.
Iceu : " Oom aku pulang duluan, sudah terlalu sore, sulit angkot nantinya ? "
Oom Nerkom : " Sebentar Ceu, aku agak sedikit stress aku butuh bantuanmu. "
Iceu : " Gak usah stress santai saja, hadapi saja..... It' Okay. "
Oom Nerkom : " Bapak Inspektur Jendral sebetulnya baik, hanya dia......... Sangat teliti dan........ " Ia masih terlihat tegang dan stress.
Iceu : " Sudahlah Oom jangan terlalu banyak dipikirkan, kita hadapi saja. Bagaimana kalau supaya Oom tidak stress kita jalan-jalan saja !!! " Okay !!! "
Oom Nerkom : " Yah..... " Tanda setuju " Kita Ke Holywood and Shoping, Okay !!!! "
Iceu : " Okay. " Dengan genit dia membalas.

SEMAKIN LARUT malam pesta itu pesta itu semakin menggila. Aneka pantat dari yang terpadat sampai yang tertepos bergengsot dalam irama musik ramai yang hanya dapat dinikmati oleh telinga orang yang paling tuli. Bedak dan lipstik serta wig mulai dilanda keringat.
Sebagai seorang insan yang serba " all round ". Oom Nerkom terlihat diantara mereka. Demikian pula Iceu, sekertarisnya.

Oom Nerkom : " Aduh ini suda terlalu malam... " Sambil melihat jam tanganya. Diantara musik diskotik yang kian menggoda pantatnya untuk berjoget.
Oom Nerkom : " Di rumah Ny. Nerkom, Jano dan Tuty menunggu aku harus punya rasa tanggung jawab sebagai seorang ayah. " Katanya dalam hati. " Aku harus pulang, aku biasa pulang. "
Iceu : " Bagaimana Oom, stress-nya sudah hilang.... " Sambil melenggok-lenggok. "
Oom Nerkom : " Semakin Okay-lah untuk menghadapi bapak Inspektur, tapi... "
Iceu : " Tapi kenapa Oom.. !!! "
Oom Nerkom : " Kita harus segera pulang agar besok kita konsentrasi bila ditanya bapak Inspektur jendral. " Oom Nerkom meraih tangan Iceu untuk mengajaknya pulang.

Dipintu ruang pesta dekat si Mamang portir yang tiga per empat mengantuk Oom Nerkom tertegun.

Oom Nerkom: " Anak itu ada di sana lagi. Sudah dua kali aku melihatnya di tempat ini. Apa yang akan terjadi apabila adegan semesra ini sampai ketelinga isterinya. Niscahya awal tahun baru itu akan diawali dengan perdebatan sengit. Mungkin pula dengan kembali pecahnya piring-piring yang membuat anak-anaknya pada ketakutan. " Bisiknya dalam hati.
Iceu : " Ada apa Oom, kenapa kelihatannya bengong !!! "
Oom Nerkom : " Akh... tidak apa-apa, kau duluan yah masuk mobil, nih kuncinya. Ini rasanya anak ini sudah aku kenal. " Sambil memberikan kunci mobil pada Iceu.
Oom Nerkom : " Pada pertemuannya yang pertama dengan anak ini, aku sudah mengorbankan satu kaleng Wybert, dan pertemuan berikutnya sebatang coklat kwalitas pertama diserah terimakan. Kini bocah itu ada disana lagi. Ia niscahya sedang berlagak " ditektif partikulir. " Mungkin pula Tante Nerkom telah mengupahnya untuk membuntutinya. Ia harus berusaha agar ia tutup mulut. Satu batang coklat tidak apa ia korbankan lagi. " Pikir Oom Nerkom sambil hilir mudik puntang panting bicara sendiri kebingungan.
Oom Nerkom : " Mau green spot ? " Mengawali percakapan.
Anak itu menggeleng kepala.
Oom Nerkom : " Coca cola ? "

Kembali ia menggelengkan kepala.Bebenyit itu niscahya berniat menaikan "tarif" pikir Oom Nerkom.
Oom Nerkom : " Kau tahu rumahku ? "
Anak itu mengangguk. " Celaka !"
Oom Nerkom : " Kenal sama Tante ? "
Ia mengangguk. Lebih celaka lagi. Niscahya sang isteri akan semakin mendapat dorongan untuk memperdengarkan suara cerewetnya yang lebih lantang dari suara Mohamad Ali, si jago tinju.
Oom Nerkom : " Kenal sama Oom ? "
Bocah : " Ya. "
Oom Nerkom : " Kau lihat Oom sama wanita tadi ? "
Bocah : " Wanita yang mana ? " ujarnya.
Kemudian Oom Nerkom sadar bahwa dalam dansa-dansi itu ia sudah beberapa kali ganti pasangan. Ini lebih celaka lagi. Bahan yang paling mantap untuk membuat Tante Nerkom meraung-raung seperti harimau sakit gigi.
Oom Nerkom : " Mau pistol-pistolan ? Mobil-mobilan ? "
Bocah : " Saya bukan anak ingusan. " Jawabnya, tersinggung.
Oom Nerkom : " Maaf. " Kata Oom Nerkom, sungguh celaka. Oom Nerkom yang begitu Hitler kaliber kecil di kantor samapi harus minta maaf kepada anak kecil.
Oom Nerkom : " Bagaimana kalau kau kuberi ....................... " Ia akan mengatakan Rp 50.000,-
akan tetapi takut untuk minta maaf pada anak ini untuk kedua kalinya karena tawarannya ditertawakan. Tante Nerkom mungkin memberinya lebih........
Oom Nerkom : " Bagaimana kalau kau kuberi Rp 100.000,-
Muka anak itu berseri-seri akan tetapi sesaat kemudian awan ketololan mulai membayangkan dimukanya.
Bocah : " Saya tidak mengerti. " Katanya.
Oom Nerkom : " Begini, nak. Kau akan kuberi seratus ribu perak. Akan tetapi kau harus tutup mulut, mengerti ? "
Bocah : " Belum "
Oom Nerkom : " Begini. Kata Oom Nerkom dengan kesal. " Kau jangan mengatakan apa-apa pada Tante Nerkom tentang apa yang engkau lihat disini ! Mengerti ? "
Bocah : " Ya. "
Oom Nerkom : " Bagus, Untuk itu kau kuberi Rp 100.000,- "
Mata anak itu bercahaya.
Oom Nerkom : " Nah. Ini. " Uang Rp 100.000,- berganti tangan. " Ingat, kita telah menjadi sobat. Tidak boleh kau bocorkan kepada siapapun juga. "
Bocah : " Baik, Oom. " Katanya seraya mengantongi uang itu.
Ketika Oom Nerkom akan naik ke mobilnya bersama Iceu. Ia kembali menghampiri anak itu. Ia masih belum merasa aman secara paripurna.
Oom Nerkom : " Aku kira kita telah bersahabat. Dan sebagai sahabat sebaiknya kita saling mengerti. Kau tidak perlu lagi menjalankan tugasnya. " Dalam kepalanya ia membayangkan bahwa Tante Nerkom isteriku. Sudah tiga kali kau kulihat membuntuti aku ke tempat sekarang ini. Sekarang hentikan tugas mata-mata keparat itu. Aku yakin honorarium dari padaku lebih besar dari pada wanita gemuk itu. " Kata Oom Nerkom dengan nada penuh kesal.
Tiba-tiba anak itu menyeringai penuh tanda kemenangan.
Bocah : " Saya sama sekali tidak membuntuti Oom. "
Oom Nerkom : " Bagaimana tidak, Nak. Kau memang mencoba mendapat upah dari kedua belah pihak, anak sayang. " Kata Oom semakin kekesalan.
Bocah : " Bagaimana mungkin Oom. " Katanya dengan tenang. " Saya sih bekerja disini. Sudah setahun lebih bertugas cuci gelas dan piring............... "

MEVROW Richard Sumbama yang kita kenal itu jangan salah tafsir, adalah WNI tulen bukan asal daerah Yang Tse Kiang atau sebangsanya. Makanya anda tidak perlu kuatir bahwa sang mevrow atau meneer ada sangkut pautnya tetali karuhun dengan sebangsa Richard Conte ataupun Richard the Lionhearted, Gatotkacanya lembur PM John Howard.

Bahwasannya ketenaran sang suami juga menempel atau ditempel sang nyonya, itu bukan suatu hal yang aneh yang perlu bikin kepala semakin puyeng. Karena itu adalah suatu yang aneh membudaya dalam konteks sosial RI menjelang melinium ke tiga ini. Tentu saja mesti dikecualikan wanita-wanita yang tenar dengan sendirinya, bukan beken boncengan.

Yang paling menghantui Mevrow Richard ialah profil fisiknya yang semakin menunjukkan kesuburan dan kemakmuran hidup, alias kian hari kian menjauhi profil masa belas tahunnya. Bahwa ini juga menghantui rekan-rekan searisannya, macan Mevrow Santokuyo jebolan Gama Fakultas Hukum tingkat ll, Mevrow Sar'an, asli dari Cianjur yang konon ada kaitan kewargian dengan salah seorang Kangjeng Dalem Jaman Nederlands Indie, Mevrow Johny Riwanterus asal
Tasik, tapi meneer dari pulau kecil di Maluku, Mevrouw Nerkom yang telah kita kenal dan Mevrouw Winata yang selalu datang ke arisan pakai Baby Benz. Akan tetapi mereka tidak segawat Mevrouw Richard, berkat usaha-usaha penanggulangan yang diikuti secara konsekwen.
Bagi Neng Rita, anggota termuda dalam kumpulan ibu-ibu, tentu saja gejala kegemukan ini belum menjadi masalah.

Ny. Richard sedang melakukan senam aerobik diiringi dengan musik yang keras, didalam rumahnya. Bernari-nari, meloncat-loncat, berjingkrak-jingkrak, Hap..hap, tu..dua..tiga ganti..., prok-prok sambil bertepuk tangan sendiri. Sambil membayangkan instruktur dihadapannya, berganti jenis musik dan berganti gaya dari Regae- Dang dut- Pop-Jaipongan. Tuan Richard masuk.

Tuan Richard : " Mih...pelankan suaranya.... "

Tetapi Tidak terdengar oleh Ny. Richard dia masih saja menari dimabukan oleh musik dangdut Evi Tamala. " Menangis karena Rindu. "

Nyonya Richard : " Menangis... menangis karena rindu, hap-hap tu dua tiga. " Sambil menggerakan badan yang berbobot satu kwintal itu berdangdut riang.

Tuan Richard mendekat menghampiri isterinya :

Tuan Richard : " Mih, pelankan musiknya.... Pelankan musiknya..... " Saking kesalnya tuan Richard mematikan musiknya.
Nyonya Richard : " Mau makan teringat padamu... mau tidur teringat padamu kekasihku..... " Sambil tetap bergoyang pinggul meskipun musik sudah dimatikan " Kenapa pih... kok matikan musiknya. " Bertanya heran melihat sikap suaminya.
Tuan Richard : " Mamih tidak merasakan aku ini lagi stress, lagi pusing nih.. aku harus mengerjakan dua pekerjaan secara bersamaan... aku sudah janji akan menyampaikan seminar di Medan, tapi aku sekarang dapat tilpon dari Jakarta harus menghadap Pak Dirjen. " Sambil memegang kepalanya.
Nyonya Richard : " Ach... itu saja kok repot, gampang saja U nyuruh saja untuk seminar itu Dr. Munir (Mr. Clear) dan kau berangkat ke Jakarta menemui Pak Dirjen. " Sambil melihat hasihl senam yang belum juga terlihat hasilnya pada tubuh gembrotnya.
Tuan Richard : " Betul juga...... " Dengan suara pelan " Kau memang banyak sekali gagasan bagus. " Memuji sang isteri.

Nyonya Richard menimbang berat badannya, tadinya bersemangat menghibur suaminya kini bersedih melihat berat badannya tidak berkolerasi positif dengan Senam aerobik dan konsultasi dengan dr. Mujarab.

Tuan Richard : " Kok mih belum terlihat hasilnya meski kau senam aerobik setiap hari, pergi ke dr. Mujarab 2 kali seminggu, dan minum belasan jamu pelangsing telah kau coba tapi belum mengurangi lemak-lemak dalam perutmu. "
Nyonya Richard : " Yah inilah masalahnya..pih. " sambil menghampiri manja kepada suaminya.
Tuan Richard : " Ingat mih ketika kita masih pacaran dulu. " Kini giliran dia menghibur isterinya. Kau begitu anggun, begitu molleg, begitu sexi, kau tidak perlu kalah bersaing dengan aktris-aktris lima - jutaan kita macam Neng Yatie, Doris ataupun Yenny waktu itu. "
Nyonya Richard : " Ah papih aku jadi malu.... " Sambil mengenang masa mudanya.
Tuan Richard : " Itulah sebabnya Meneer Richard Subarna sampai bertekuk lutut dengan seribu ikrar suci sampai hayat. Tapi apa kehendak dikata, sang hayat belum berakhir, naga-naga ikrar suci bersaksi bintang dilangit mendung itu, mulai pudar. Aku akan tetap setia pada mu oh honey. " Merayu Nyonya Richard yang mulai wajahnya memerah bahagia.

Arisan lagi dirumah Tante Nerkom sambil pembentukan Panitia kontes kecantikan Se Sekenyengsol.

Mevrouw Nerkom : " Pemilihan sebagai ketua panitia penyelenggaraan Kontes Kecantikan secara aklamasi kita memilih Merouw Richard, karena kita pandang bahwa beliau punya pengalaman malang melintang didunia Cat Walk ini, bagaimana ibu-ibu setuju !!!!!
Semua Peserta Arisan serentak mengatakan : " Setujuuuuuuu "
Mevrouw Nerkom : " Kalau begitu kami persilahkan kepada Mevrouw Richard untuk memimpin acara ini selanjutnya, silahkan Mevrouw Richard. "
Mevrouw Richard : " Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan ini, meskipun masalah ini berat tetapi ini adalah amanat yang harus saya emban, saya membutuhkan sebuah tim yang kompak dalam kepanitiaan ini.

Ibu ketua panitia membuat rencana dan menyusun kepanitiaan, budget, promosi dan konsumsi.

Setelah acara pembentukan panitia selesai tuan rumah mengajak para arisanwati untuk bersantap makan sore.

Mevrouw Nerkom : " Karena acara pembentukan panitia sudah selesai dengan rencana-rencananya, sekarang ibu-ibu kami persilahkan untuk mencicipi makanan ala kadarnya, silahkan ibu-ibu. "
Mevrouw Richard : " Wadduh, bagaimana ya, it's terribly memalukain ini my body yang kian gembrot ini. " Kata jebolan kursus bahasa Inggeris tingkat intermediate. Makanya tidak heran bila sewaktu-waktu unsur bahasa Sinyoh London akan hadir dalam percakapannya.
Mevrouw Santokuyo : " Lho, wong begitu saja belum 'appa, Pokoe' sehat. Itu sajja kan. " melipur rekannya.
Mevrouw Sar'an : " Iyaah, belum apa-apa eta mah. Malahan kelihatannya mah, Mevrouw Richard teh semakin dontoo, hihihiii. " Menghihihi dan turut menghibur. Dan ibu-ibu lainpun ikut menghihiii selama satu menit penuh.

Dan Mevrouw Richard nampak agak terlipur, sambil memandang badannya apakah masih ada bekas-bekas masa jayanya dulu seperti dikatakan teman-temannya.

Mevrouw Riwanterus : " Memang in elk geval U sebenarnya malah nampak " mollig ", Kata yang jebolan HIS dan MULO kelas ll itu.
Mevrouw Sar'an : " Atuh da zij mah tiap pagi senam, jadinya gemuknya juga gemuk donto juga. "

Tante Winata mendapatkan kesempatan berkata, karena dari tadi sewaktu mulutnya akan menganga selalu terdahului rekan-rekannya. Kembali suara hihihiiii berlangsung. Kali ini hanya setengah menit.

Mevrouw Nerkom : " Ayo ah. Itu makannya jangan dibiarkan. " Kata sang nyonya rumah.
Mevrouw Richard : " Sebenarnya I'm on diet. Kata dokter enggak boleh makan yang containing too much fat dan carbohydrate. Tapi kali ini ya, terpaksa gara-gara Mevrouw Nerkom sih. " Kata Mevrouw Richard yang sedang berdiet dan getol senam Orhiba (bukan senam pagi Indonesia yang kini mulai Pudar dari edaran). " Mungkin kalau sedikit it'll be okay. " Sambungnya sambil mulai beraktif menikmati hidangan lezat yang tergelar di atas meja.

Dan istilah sedikit Mevrouw Richard yang sedang berpantang itu tentu tidak sama dengan " sedikit " nya Neng Rita yang betul-betul jaga diri, Maklum isteri muda penggede ibu kota...........

Mevrouw Richard : " Jangan lupa ibu-ibu satu minggu lagi kita akan mengadakan rapat di rumah Mevrouw Winata, yah jangan lupa. " Nambah lagi dong lontongnya. "

Mevrouw Richard : " Silahkan Neng Rita menyampaikan laporanya sebagai seksi acara pada kontes kecantikan ini. "
Mevrouw Rita : " Terima kasih saya akan melaporkan jumlah peserta lulus seleksi 30 orang dari 10 kecamatan, tropi hadiah dari Ibu Bupati pemilihan Miss Sekenyengsol, hadiah berupa uang sebesar 5 juta dan menginap di hotel Indonesia selama 2 hari. "
Mevrouw Nerkom : " Yah, cukup banyak pesertanya dalam waktu satu minggu ini peserta sangat antusias juga ... yah.. " meminta persetujuan dari ibu-ibu yang lain sambil melirik kekiri kekanan.
Mevrouw Richard : " Bagaimana ada masalah lain ibu-ibu yang belum terpecahkan. "
Mevrouw Johny : " Saya kira masalah telah kita selesaikan bersama, sekarang kita tinggal menunggu hari H-nya saja. "

DALAM pertemuan panitia di rumah Mevrouw Winata kembali hidangan-hidangan lezat menguji ketabahan Mevrouw Richard.

Mevrouw Winata : " Ayo, ah masa dibiarkan saja mentang-mentang tidak ada apa-apa. "
Mevrouw Richard : " Waaaah, ada lagi godaan. Sebenarnya dr. Mujarab kasih advice not to eat too much. Maaf saja. " Kata Mevrouw Richard. " Saya minum saja. Ini tidak bergula toh ?"
Mevrouw Santokuyo : "Waaaah, kok minum tok. Kalok sedikit, ya tiddakk 'apa-apaa. Pokoke jangan lupa jamu Nyonya Meneer yang saya beritahuken pada Mevrouw. " yang jebolan Fak. Hukum Gama Tingkat dua.
Rita : " Dan senamnya jangan lupa. " Yang termuda yang nada satirisnya hanya bisa dirasakan oleh orang-orang tertentu.
Mevrouw Sar'an : " Pokoknya mah, tidak kelebihan. " Kata Mevrouw Sar'an, sambil menyinduk sayur gule kedalam piringnya di mana kerataan lontong mulai kering, sementara tadi kebanyakan sayur.
Mevrouw Nerkom : " Daripada kerempeng tidak sehat. "
Mevrouw Richard : " Waaah, susah kalau everybody membujuk saja. " Sambil menelan air liur. "
Yah, terpaksa but only a little, tidak banyak-banyak. Tapi bukan lantaran saya tidak menyukainya, tapi itulah kata dr. Mujarab jangan makan yang terlalu banyak mengandung lemak dan hidrat arang. Tak apalah kalau sedikit. " Katanya sambil menyenduk beberapa kerat lontong dan sedikit sayur gule. " Ya beginilah nasib orang berdiet. Untung saya agak tahan godaan. Hmmm !!! Sayurnya enak sekali. Tambah sedikit tak apa, yah sambil tanganya menjangkau senduk.
Mevrouw Winata : " Silahkan, banyak juga tidak apa, bukan tontonan ini mah, " Kata Nyonya rumah.
Mevrouw Richard : " Maaf, itu kerupuknya, Di Rita. "
Rita : " Lontongnya sekalian nambah, Zus ? "
Mevrouw Richard : " Ya, bolehlah. Jangan banyak-banyak. Empat-lima kerat saja. Thanks. " Waaaah, saya harus lebih tekun senam, nih gara-gara makan enak ini, dr. Mujarab bisa menggerutu lagi. "
Mevrouw Nerkom : " Biarlah dokter menggerutu asal jangan perut kita. "

Dan Dua menit kemudian istilah-istilah macam diet, senam, lemak, hidrat arang, gula dll, tidak lagi muncul dari mulut Mevrouw Richard yang kini kelewatan sibuk itu.

SEBAGAI seorang tokoh yang cukup terkemuka, Oom Nerkom diundang menghadiri babak final pemilihan Miss Sekenyengsol, bersama selusin tokoh-tokoh gede lainya. Kali ini Oom muncul bersama Tante Nerkom seperti juga Oom, ikut memegang peranan cukup besar dalam kehidupan sosial para nyonya di Sekenyengsol.

Tante Nerkom : " Pih, Kamu sudah baca undangan yang aku berikan kepadamu tempo hari tentang babak final Pemilihan Miss Sekenyengsol. "
Oom Nerkom : " Oh yah, aku sudah baca, tapi aku lupa kapan waktunya yah.. " Sambil tetap membaca koran sambil tiduran diatas sofa.
Tante Nerkom : "Ih, bagaimana ini Papi besok sore, papih harus mengantar mami, besok semua bapak pejabat dan ibu pejabat pada datang, masa papih sebagai tokoh di kota ini tidak datang. "
Oom Nerkom : " Beres...beres gitu ajah koq repot, papi antar besok sore. "

Ruangan tempat para Miss itu berpamer dihadapan para juri untuk meraih kedudukan Irene Sutanto kaliber Sekenyengsol telah penuh oleh para penonton yang menantikan keputusan siapakah yang akan keluar sebagai juara.

Neng Rita(sebagai announcer) : " Hadirin sekalian kami harapkan perhatian dengan tenang, pemilihan finalis Miss Sekenyengsol akan segera dimulai. Kemudian akan kami perkenalkan sederetan para calon Miss Sekenyengsol, yang pertama : Rita Boesye, Susan Epon, Marilyn Marpuah, Cindy Carsim, Julia Rohim dan Sheron Susanti. "

HATTA, para petandang pun mulai memperlihatkan kebolehanya di depan para juri, yang secara seksama memberikan perhatian paripurna terhadap aneka ukuran dan kebolehan para pendatang.

Oom Nerkom : " Waduh Nyi Bocih jadi secantik ini, wah gawat .... " Mendadak mata Oom Nerkom melotot sebesar jengkol. Sebabnya ialah karena Oom Nerkom melihat Nyi Bocih (dalam pemilihan itu memakai istialh Rita Boesye) berpamer di deretan yang diperkenalkan. Nyi Bocih pernah menjadi kapstok hati Oom Nerkom ketika hati Oom sedang diserbu beger mindo yang sangat gawat.
Tante Nerkom : " Siapa Nyi Bocih itu, Pih ???? " Tanya Nyonya Nerkom yang mulai cemburu gelagat suaminya.
Oom Nerkom : " Anu Mih yang jualan di warung nasi perapatan itu tapi aku kira dia bukan Nyi Bocih aku salah liat. " Hati Oom Gedebak-gedebuk. Karena tidak dinyana Nyi Bocih " melangit " secara tiba-tiba. Berjejer dengan saingan-saingan lain para bidadari Sekenyengsol pasti tidak akan terlalu groggy.

Dan mata Oom Nerkom semakin memusat ke atas pentas ketika giliran Rita Boesye alias Nyi Bocih tiba. Hal ini niscahya tidak menyenangkan Tante, yang sedari tadi memperhatikan polah sang suami.

Neng Rita : " Hadirin sekalian baiklah sebagai puncak acara kita akan mendengarkan pengumuman pemenang perebutan Gelar Miss Sekenyengsol pada tahun ini kami persilahkan kepada Ibu Ketua penyelenggara untuk mengumumkan para pemenang Ibu Richard Subarna. "

Penonton bertepuk tangan.

Tante Richard : " Baiklah hadirin saya akan menyampaikan pengumuman hasil dari keputusan para juri, juara pertama mendapat gelar Miss Sekenyengsol pada tahun ini adalah............ Cindy Carsim, dengan nilai 89 Juara kedua dengan Gelar Miss Personality Sheron Susanty, dengan nilai 88, Juara ke tiga dengan nilai 87,5 adalah Rita Boesye. "
Neng Rita : " Kami persilahkan Ibu Bupati untuk memberikan hadiah dan kenang-kenangan kepada para pemenang.

Meskipun tidak mendapat angka tertinggi ternyata Nyi Bocih tidak terlalu kalah oleh Miss-miss lain, paling tidak meraih unggul diatas Susan Epon dan Marilyn Marpu' ah yang punya potongan montok kelepasan.

ARKIAN ketika kontes selesai, secara sembunyi-sembunyi mata Oom Nerkom melesat ke arah Nyi Bocih yang turut berdesakan bersama penonton yang mau pulang. Secara kebetulan mata Nyi Bocih dan Oom berpapasan dan arus listrik semakin menjelajahi diri Oom. Namun ketika melihat Oom bersama permaisuri, maka Nyi Bocih berusaha mengubah sikapnya.

Nyi Bocih : " Aeh, Bapak. " Katanya di tengah desakan bubaran penonton dan wartawan.

Oom Nerkom tersenyum dan melambaikan tanganya, " Kebapak-bapakan, " untuk menghindarkan diskusi yang tidak ilmiah di rumah.

Arus penonton yang menuju pintu membuat mereka semakin berdekatan, yang akhirnya membuat Oom berdiri persis dibelakang Nyi Bocih yang karuan saja membuat Oom semakin uring-uringan karena semakin jelas bagi Oom bahwa Nyi Bocih sudah " meng Upgrade diri "

Oom Nerkom : " Waduh tambah sexy saja Nyi Bocih ini. " Katanya dalam hati.

Syahdan pada saat inilah terjadi insiden yang tidak di sangka-sangka itu. Tiba-tiba saja Nyi Bocih melotot matanya dan seraya menunjuk-nunjuk Oom Nerkom, tokoh gede kita ia menyeletuk :

Nyi Bocih : " Ai, masih saja cunihin tidak tahu malu. Pake nyubit segala ! "

Dan sebelum Oom mampu membuka mulutnya Nyi Bocih sudah menyusup diantara penonton lain, menuju keluar. Orang-orang lain yang tak tahu persoalanya pada melongo. Ada apa gerangan.

Oom dari tadi nampak gembira riang penuh gairah kini terdiam seperti bisu mendadak akhirnya setelah didalam mobil Oom dengan berat membuka mulut :

Oom Nerkom : "Gila perempuan itu. Padahal aku tidak menyubit, tidak apa. " Katanya kepada sang isterinya. " Sungguh Demi Allah. "
Tante Nerkom : " Diam mata keranjang. Yang nyubit bungaok tadi adalah aku. "

BICARA mengenai para cucu Bunda Siti Hawa ini memang selalu mengasyikan. Atau kalau meminjam istilah jaman sekarang yang artinya tidak tahu apa tepatnya : Selalu Assoooy !!!! Inilah wanita, tuan-tuan. Saya kira wanita adalah satu jenis ciptaan ilahi yang paling menarik, paling menangtang, paling peka, paling emosionil, paling irrasionil, paling ingin diperhatikan, paling ruwet, dan belasan paling lagi. Yang tentu saja kita para pria pemilik kumis dan jenggot, juga diberi belasan paling-paling lainnya oleh para kekasih kita. Dibawah ini ada sebuah rekaman singkat dari sebuah pertemuan wanita yang diberikan istilah '' arisan " . Kita laki-laki juga punya pertemuan arisan kadang-kadang. Akan tetapi pertemuan arisan laki-laki seperti gulai kurang garam, kurang pedas dan kurang manis. Terlalu '' to the point ". Yang perlu duitnya lain tidak. Pertemuan arisan wanita lain lagi. Selain untuk tujuan fulusy, ia juga adalah pertemuan sosial dalam ukuran mini, juga rekreasi, juga pesta kecil, juga pertemuan komersil (bagi para pengedar dagang) juga semacam " lobbying " juga pertemuan santapan rohani (karena kadang-kadang didahului ceramah seorang mubalighot), juga tempat tepat untuk " bergosip " dan berkontes etc. Itulah arisan para kekasih tersayang kita yang secara gigih dipertahankan dimana saja, dan kapan saja selama sang suami punya penghasilan yang sebagian dicomot untuk pertemuan arisan itu.
Lain pada biasa, pertemuan arisan itu dimulai dengan ceramah dari seorang tokoh agama (ustadzah), sebuah hubungan dengan peringatan " hari ibu ". Setelah penceramah pulang, baru arisan diadakan dirumah Tante Nerkom

Tante Mukti : " Memang sangat menarik ceramah itu " , katanya sambil menggerakan jarinya yang penuh dengan cincin berlian.
Tante Jonhy : " Eigenlijk als semua manusia menjalankan perintah Van God ike pikir dunia ini akan beres, " Yang bersekolah sampai Mulo kelas dua, karenanya jarang menghilangkan kesempatan untuk bercasciscus membumbui dengan unsur Holan.
Tante Richard : " That"s true " tukasnya yang berbobot hampir satu kwintal, dan kini sedang getol berdiet bila tidak ada makanan enak. Sang beliau pernah ikut Conversatoin Club sampai tingkat Intermediate, Makanya unsur sinyoh London sering ditempelkan. " Memanglah kasih sayang adalah the most important factor in human life, sambungnya sambil menyeka lehernya yang berlipat dan berkalung mahal.
Tante Santo Kuyo : " Lho wong prakteknya masih anu masih buanyak yang tidak melaksanaken yang tuhan perintahken, jadinya anu, masih buanyak yang kita lihat anu, ketidak seimbangan dalam hidup ini, " Dengan logat Mataramnya yang tebal dan selusin " anu " lagi " anu " lagi
Tante Sar'an : " Memang begitulah, " katanya yang tidak mau ketinggalan berbicara dengan logat Cianjurnya yang totok. " Kasih sayang saling mengerti adalah sangat penting kita laksanakan. Tapi sayangnya, biasa wae, dalam prakteknya mah masih banyak yang bertentangan antara ucap dan lampah. Dalam teori saling mengerti dalam praktek saling menggergaji. Itu yang harus kita hindarkan, " sampai melihat kekiri dan kekanan minta persetujuan para tante lain dan sekaligus memamerkan kacamatanya yang asli. " Made in Germany. "

Sementara itu Tante Winata yang dalam pertemuan arisan sore itu merasa paling bahagia karena suaminya baru membeli sebuah Baby Benz baru meskipun sang meneer cuma golongan tiga Be ( lll B ), dari tadi ingin ikut bicara untuk nyeletuk tentang sedan barunya. Akan tetapi teman-temannya justru bicara mengomentari ceramah tadi sehingga sang beliau belum menemukan celah-celah untuk memperkenalkan harta barunya itu. Tambahan lagi ia datang terlambat sehingga teman-temannya tidak melihatnya tiba dengan mobil baru. Untuk nyeletuk tentang sedan yang ditengah tropics yang rada-rada "ilmiah " itu niscahya akan digelari " Kamseu " (kampungan) atau "som-som" (sombong) oleh rekan-rekannya dibelakang panggungnya. Ia sudah yakin betul akan hal itu. Maka terpaksa untuk sementara perkenalan si Beby Benz manis mengkilap untuk ditangguhkan saja.

Tante Johny : " Memang buktinya begitu. " Sementara itu Tante Johny itu membuka bungkusan ilmunya, " Banyak orang yang bicara mengenai kebenaran kesucian tapi faktanya, betul-betul Vreeselijik om te huilen. Kasih sayang satu sama lain, komunikasi dua arah cuma dimulut saja. "
Tante Richard : " Makanya, two-way communication approach mesti kita usahakan menjadi suatu reality diantara kita ini." Menyumbangkan mutiara benaknya.
Tante Mukti : " Betul sekali. " Kata Tante Mukti meskipun istilah-istilah gaya London itu tidak ia
pahami betul.
Tante Sar'an : " Memang begituh. " Dengan lirikan mata yang berkaca baru buatan Jerman tulen, Karya Zeiss Optical nomor wahid.
Tante Santokuyo : " Lho wong diantara kita, masih anu, masih ada sajja yang mementingken diri
pribadi, disamping itu anu ...... Masih memencilken diri sendiri. "
Tante Johny : "Mischien zeluij mempunyai alasan yang persoonlijk, yang apa itu .... yang pribadi.
Dan kita mesti menghargai pendirian orang. " Kata Tante Johny menenggapi ucapan Tante Santokuyo tanpa sengaja.
Tante Richard : " Ya, ya we must respect every body's opinition, siapa tahu ia punya alasan yang tepat mengapa ia memencilkan diri itu, " Tante Richard yang berbobot satu kwintal dan kadang-
kadang berdiet dan telah kursus intermediate itu mendukung Tante Johny yang keluaran Mulo kelas dua.
Tante Santokuyo : " Lho, itu anu ..... itu tidak adil. Kita mesti menghormati pendirian orang lain, kok orang lain, anu ... tidak menghormati pendirian kita. Bukankah seseorang itu mesti anu .... menyesuaiken diri. " Tukas Tante Satokuyo yang agak tersinggung karena secara terduga kedua nyonya itu sedikit mengkritik kepadanya.
Tante Johny : " Mengapa secara a priori U menyebut ia memencilkan diri, misschien ia punya alasan yang tepat." Dengan nada mulai naik dari Sinom ke Pangkur.
Tante Richard : " Ya, ya everybody punya kepentingan sendiri-sendiri dan kita tidak punya hak
untuk ikut campur. We have no right at all.... "
Tante Santokuyo : " Lho, wong ini konsensus kita koq, Kita sudah ambil keputusan bersama dan tiap orang, anu .... Wajib menghargai keputusan bersama itu. Terlepas apakah ia setujju atau tidddak, " kata Tante Santokuyo dengan nada kemenangan karena yakin bahwa ini adalah satu argumentasi yang jitu.
Tante Mukti : " Memang begitu. " Kata Tante Mukti yang kemudian agak terkejut mengapa ia
" bermemang " kepada pendapat Tante Santokuyo, padahal ia tahu bahwa suaminya Tante Johny (Mr. Johny Riwanterus) adalah boss suaminya.
Tante Sar'an : " HHm, hm, " Tante Sar'an hanya menyumbangkan " hm hm " karena tidak tahu apa yang mesti dikatakannya, dan untuk melewatkan waktu ia menyeka kacamata barunya.
Tante Johny : " Okay, okay, tapi U mesti lebih redelijk, mesti niet te emotioneel. U mesti secara obyektief bilang siapa sebenarnya yang U maksud itu. " Tante Johny berkata dengan nada mulai gemetar. Ia sendiri sebenarnya yang mulai beremosi, dari Pangkur menjadi Durma.
Tante Richard : " Betul You mesti berani sebut siapa yang dimaksud itu, " Sambung Tante Richard sambil beralih duduk karena berat badannya sangat menyita nafasnya.
Tante Santokuyo : " Lho, baiklah. Yang saya maksudken itu anu ...... Ibu Rita itu. Apa alasannya wong ini yang tidak masuk akal. Apakah mentang-mentang merasa terlalu mudda sehingga tidak mau, anu bercampur dengan yang tua-tua macam kita ini, "
Tante Johny : " Mischien ia sakit atau apa kan U belum yakin betul, toh ? " Dengan nada mulai mereda. " Tapi memang .... Kalau Rita yang U maksud, dalam hal ini ada benarnya juga. Zij itu memang kadang-kadang terlalu begitulah maklum merasa lebih muda, lebih punya rupa sehingga mengisolir diri. " Kata Tante Johny yang berpindah nada sama sekali, dari Durma ke Dangdut dan mengganti acara " saling mengerti. " Saling menghormati " saling mengasihi " dari ceramah tadi dengan acara yang lebih menarik.
Tante Richard : " Memang begitulah kalau seseorang merasa more attractive, merasa younger kadang-kadang merasa som-som, " Tante Richard yang selalu mendukung Tante Johny berkata lagi.
Tante Sar'an : " Padahal apa jeleknya, yah kalau dia berkumpul-kumpul sama kita. " Tante Sar'an nyeletuk.
Tante Mukti : " Ia yah," Sambil menggerakkan jari-jarinya yang bercincin berlian. Cuma itu saja ia berkata.
Tante Nerkom : " Hayo ah, sambil dimakan itu kuehnya. " Kata sang nyonya rumah Tante Nerkom yang lebih banyak berdiam diri. " Sayang tadi saya tidak suruh supir saya menjemput Rita. " Sambungnya.
Tante Winata : " Tahu begitu mah. " Sela Tante Winata, berseri-seri karena menemukan jalan untuk sedan barunya, " Saya akan suruh jemput dengan mijn nieuwe Baby Benz. "
Tante Mukti : " Baby Benz baru ? " tanya Tante Mukti, dimana ? "
Tante lain : " Sedan baru ? tungkas Tante Lain, sambil melihat keluar.
Tante Nerkom : " Wah, selamat nih baju baru, tahun baru, sebentar lagi gajih baru, dan ini, gaji baru belum terima sudah mobil baru, selamat, " kata Tante Nerkom sambil menyalami Tante Winata, di ikuti Tante-tante lainnya.

Satu bulan kemudian arisan itu kali ini dilangsungkan di rumah Tante Santodikuyo yang cukup mentereng. Kursi-kursi sudah diatur memenuhi selera comfort dan artistik. Nyonya rumah sibuk memberi komando kepada si Embok untuk segera membenahi perut tetamu dengan penganan nan lezat. Sebagian karya si Embok sebagian khusus dari toko kue.

Tante Richard : " Wadduuuh, semakin comfortable saja. " , yang pernah ikut kursus bahasa Inggris tingkat intermediate sambil melihat kekiri-kekeanan. " Betul-betul fascinating. "
Tante Sar'an : " Betul-betul asoooyyy ! kata barudak sekarang mah. " Yang kelahiran Cianjur tulen sambil ikut lihat kiri-kanan.
Tante Johny Riwanterus : " Mischen cuma disaingi dengan istana Firaon. " Yang pernah sekolah
MULO zaman penjajahan Holan, dan masih mampu " Holland spraken " barang beberapa patah
kata.
Tante Santodikuyo : " Lho, kok kalian, nganu nyanjung yang mbukan-mbukan. " Pura-pura dongkol namun dari sinar matanya ternyata sanjungan itu menggembirakan juga.
Tante Johny : " Mengapa ya, Mervow Nerkom belum datang juga. "
Tante Richard : " She is always late, selalu terlambat. " Tungkas Tante Richard yang berbobot netto 1 kwintal dan pernah kursus bahasa Inggris serta kini sedang pikir-pikir untuk mengurangi berat badan (apabila tidak ada makanan lezat).
Tante Sar'an : " Ya, biasa sajaa kalau ibu ketua mah sering elat, maklum banyak urusan tea, " Yang kelahiran Cianjur sambil rada kecewa karena kalung barunya belum sempat ada yang melihat.
Tante Johny : " Zij is een beetje tidak..... apa namanya. (Ia lupa bahasa Holanya) begitulah agak kurang bertanggung jawab. Padahal sebagai ketua Zij sepantasnya kasih contoh yang baik. "
Tante Richard : " That is what she should, should..... " Sela tante Richard yang 100 kg, sambil tidak mampu meneruskan " shouldnya.
Tante Santokuyo : " Wong, nganu, Zus Nerkom sih, nganu bbuanyak tuggas. Barangkali ia mbingung kemana dulu mesti perggi. " sang Nyonya rumah.
Tante Sar'an : " Barangkali sajaa ia akan datang dengan Ibu Winata, maklum tea, ia mah baru dibelikan mobil sama suaminyah. " Sambil memegang kalungnya.
Tante Richard : "Heeeeeiiii, kalung baru. " Selamat! "
Tante Tini : " Selamat !! "
Tante Yani : " Wilujeng !!
Tante Santokuyo : " Oooh mbagus sekali. Pasti mmuahal harganya !!! "
Tante Johny : " Congratulation, ah !! "

Dan semuanya lupa sebentar terhadap siapa saja yang belum datang dan merubung-rubung Tante Sar'an yang kelahiran Cianjur yang untuk sesaat menjadi " primadona " dan hampir terbang ke awang-awang.

Tante Johny Riwantus : " Waduh, sudah terlambat 20 menit dan zij is nog niet gekoman juga."
Tante Santodikuyo : " Lha, sussah kalo ketua, nganu kurang ndisiplin. "
Tante Johny Riwanterus : " Itulah konsekwensinya, bila orang terlalu ambitious. Terlalu ingin kepake. Sana-sini mau kasih kesanggupan. Ditunjuk jadi anu mau, sambil zonder berekening, zonder perhitungan akan kemampuan. "
Tante Santodikuyo : " Wong sama sajja dengan Mervow Winata, kayak gula dengan nganu, nganu.... " Ia tidak sempat melanjutkan nganu-nganunya karena sebuah Baby Benz berhenti.

Dan kepala beranggul-anggul, berpermanent wave, melongok-longok ke luar. Melihat Tante Nerkom dan Tante Winata.

Tante Nerkom dan Tante Winata masuk, semua ibu-ibu peserta arisan menyambut kedua tamu tersebut dan menyalaminya dengan adu pipi.

Tante Nerkom : " Waaahhh, maaf saya terlambat. " Sambil melihat arlojinya. " Terlambat 25 menit nih. Maaf ya. Tadinya saya mau berangkat tepat sebelum waktunya. Akan tetapi baru sampai dipintu ada tamu jauh. Itu Ibunya Nerkom. Masa ada mitoha dari jauh ditinggal begitu saja tanpa diajak ngobrol dulu barang beberapa menit. Untung Mevrow Winata datang dengan Baby Benz barunya. Jadi tidak begitu terlambat saya kira. "
Tante Johny Riwanterus : " Tidak apa, kita juga baru datang. "
Tante Richard : " Wah, kita baru saja relax. "
Tante Sar'an : " Belum laaaamaaaa, baru saja dududk-duduk dan ngopi-ngopi. " Dengan logat Cianjurnya yang medok semedok tauco Babah Tasma, sambil berusaha agar kedua pendatang baru ini juga melihat kalungnya.
Tante Santodikuyo : " Ngopi-ngopi appaa. Wong tidak ada apa-apa. " Silahken minum Zus. " Katanya.
Tante Nerkom : " Waah, baru datang langsung jamuan nih. "
Tante Winata : " Iyaa, yah. " Sambil menengok keluar. " Tidak menghalangi jalan mobil saya ? " mobil perlu juga dipamerkan lagi.
Tante Santodikuyo : " Uwwaaa, tiddaaak. Wong disini tidak buanyak mobbil lho. "
Tante Johny : " Silakan, silakan. " "Santai saja. Wij punya waktu cukup . " Ujarnya. Baru 3 menit yang lalu ia terus-menerus melihat arloji dan mengecam Tante Nerkom plus Tante Winata.
Tante Sar'an : " Untung saja, Ibu Nerkom mah, masih bisa ngatur waktu. Begitu banyak jabatan tapi masih keneh ngatur rumah tangga sagala. Kagum saya mah. "
Tante Johny Riwanterus : " Itulah namanya seorang ibu rumah tangga yang ideaal. " terus nyeletik.
Tante Richard : " A very ideal housewife. "
Tante Nerkom : " Ahhh, kalian ada-ada saja. Kita mulai saja pertemuan arisan ini. Ibu Johny tolong buatkan nomor-nomornya. Nanti dulu mana seorang lagi ? "Setelah diketahuinya bahwa masih ada seorang yang belum datang.

Tante Johny : " Biasa saja Rita. Zij is vreselijk om te huilen. Susah dia itu. Selaluuu saja terlambat tanpa memberi tahu. "
Tante Richard : " She is agak somseu. Mentang-mentang masih muda yang selalu mendukung Tante Johny.
Tante Sar'an : " Memang dia mah begituh. Padahal apa salahnya, kasih tahu dulu atuh. Apan ia juga punya tilpon. Nelepon dulu atuh, "
Tante Winata : " Iyaa, padahal nilpon dulu lewat HP pada saya juga dapat. Kan beritanya bisa disampaikan. " Secara mendadak. Karena ada jalan untuk menggambarkan bahwa suaminya sudah memberikan tilpon HP baru buatnya.
Tante Nerkom : " Eh, sudah pasang tilpon HP model baru ? "
Tante Sar'an : " Adduh adduh. Baru beli mobil baru, HP baru lagi. "
Tante Santodikuyo : " Lhoo, orang kuuayyaaa, dik Winata saiki yo ? "
Tante Johny : " Filicteren, ah. "
Tante Richard : " Congratulation "
" Selamat ! "

Semuanya merubung Tante Winata yang senyum-senyum bahagia. Untuk sementara kecaman terhadap Rita ditunda beberapa menit.

Ketukan pada pintu dan Rita masuk.Ia adalah yang termuda, terlincah, tergenit dan" ternyolok."
Pakaiannya serba " menyala " . Semua mata kini menuju Neng Rita, istri muda seorang hartawan kaya di ibu kota anggota terbaru perkumpulan arisan itu.

Tante Johny : " Waddduuuh Rita jij begitu cantiiiiikkk !!! "
Tante Richard : " So lovely ! "
Tante Sar'an : " Many lucuuuuu !!! " Nyeletuk.
Tante Santodikuyo : " Wadduuuuuh, kok ayu baget !! "
Tante Winata : " Heeh !! "

Maaf ibu-ibu, ini bukan dongeng ibu-ibu di lembur (di kampung), tapi di kota.

Tentu saja bila dibandingkan dengan kesebelasan bertingkat nasional apalagi internasional kesebelasan PGRI Ancab Legokwinaya itu bukan apa-apa, akan tetapi bagi penghuni bumi Legokwinaya yang belum melihat dribblenya Abdul Kadir, Yacob Sihasale, Kurniawan, Bima Sakti apalagi sempat menonton kelihaian seni bola Johan Cruyff, Neeskens, Frans Backkenbauer, Maradona, Ronaldo, Del Piero, atau David Beckham, Berkham, maka kini dalam kesebelasan PGRI Ancab Legok Winaya, Dadi Sumitra, bila beraksi di depan publik, merupakan atraksi yang cukup merangsang.
Dia adalah guru muda di kelas 5, masih bujangan, yang sudah gemar menyepak-nyepak kulit bundar semenjak ia menghapus ingus dan merupakan bintang kesayangan penonton bila ia beraksi dengan sikulit bundar.
Adalah suatu hal yang mengherankan jika anda dengar bahwa penonton menjulukinya '' Si Nyai '' Mungkin karena perawakannya yang ramping dan penampilannya agak '' Feminim '' . Namun demikian bila '' Si Nyai '' ini menghadapi bola, maka sikulit benda ini seolah-olah menempel bila ia mendribble melewati pemain-pemain lawan-lawan yang kekar tapi boyot. Tembakannya keras dan terarah yang bisa membuat kiper lawan melongo melihat bola masuk di luar jangkauannya.

Konsfrensi pers pertandingan Big Matc antara Legokwinaya dan Rancamunding, Para wartawan menanyakan peluang pertandingan kejuaraan piala Bupati.
Pak Kardun : '' Memang kesebelasan Legokwinaya itu masih mempraktekkan sistem kolot ialah 5 - 3 - 2 - 1 atau WM System. Bukan berarti kami belum kenal sistem modem, apalagi apa yang di kenal sebagai '' total football '' Akan tetapi untuk kesebelasan kecamatan Legokwinaya, pola ini, yang merupakan momok bagi lawan dan pujaan bagi para penggemarnya. ''
Wartawan : '' Bukankah di negara lain seperti di Italia, Brazil dan negara-negara lain menggunakan pola 4-4-2-1 '' Total Foot Ball '' menyebabkan lebih berhasil dan efektif ? ''
Pak Kardun : '' Betul tetapi untuk pertandingan kali ini, kitapun harus memperhatikan karakter permainan musuh '' Different Situation, different Character '' dari pengalaman bertanding kesebelasan Rancamunding dengan Total Football-nya harus dilawan dengan model lama WM system yang effektif. ''
TVRI : '' Siapa saja yang akan diturunkan dalam pertandingan yang sangat menentukan itu ? ''
Pak Kardun : '' Untuk posisi-posisi yang penting, akan saya perkenalkan di sebelah kanan saya Dadi Sumitra (Guru SD kelas V) penyerang, Romli (Guru Bahasa Inggeris di SMP LW), di sebelah kiri saya Padma (guru kelas ll SD l), Kanan Luar Rujai juru tik di Kantor Kabin yang larinya dikejar rusa dan macan inplensa. kiri luar soleh, Penilik Legok Winaya yang mahir bersepak bola seperti mahirnya berpidato didepan guru-guru di wilayahnya. ''
Wartawan : '' Terhahahahaha.... ''
Pak Kardun : '' Baiklah secara lengkap para pemain akan saya jelaskan di papan tulis........... Susunan kesebelasan Legok Winaya tempaan Drs. Kardun adalah sbb :
Penjaga gawang : Yaya (juru tulis kecamatan).
Mang Yaya sedang mengetik, menggerakan jari-jemarinya di mesin tik.
Back kiri : Warta (pesuruh SD ll yang selain memukul lonceng dan menyapu juga jagoan menendang kulit bundar).
Back kanan : Ohim (pegawai kantor Ancab),
Mang Ohim sedang membagikan air ke gelas pada para tamunya.
Gelandang kiri : Jamhur (guru klas l SD ll),
Jamhur sedang mengajarkan membaca kepada muridnya di kelas : '' Ini Budi... Ini Bapak Budi, Iwan adik Budi, Wati kakak Budi, Budi anak baik..........
Gelandang tengah : Muhtar (Lurah desa Legoksari).
Pak Lurah sedang duduk di kursinya menghadapi pengaduan warganya masalah PBB.
Gelandang kanan : Ujang (pegawai Kecamatan),Pak Ujang sedang menstempel surat-surat masuk dan surat-surat keluar.
Sedangkan barisan penyerang demi kerjasama bertahun-tahun dipasang penyerang Ancab PGRI Legokwinaya yang terdiri atas (mulai dari kiri) : Soleh (Penilik), sedang memuat laporan hasil kunjungan ke sekolah-sekolah.

Dadi Sumitra alias '' Si Nyai '' yang kini mulai punya gagasan untuk berpensiun dari ''bujangannya ''. Sedang pacaran dengan Neng Henny di pematang sawah. Merah muka bila diajak bicara wanita montok yang baru dikenal.

Sentroper : Romli (guru SMP kesayangan Pak Suhud kepala Kabin PMUP karena mahir berbahasa Sinyoh London). Sedang mengajarkan tensis Past Time, Past Perfec exc.

Kanan dalam : Padma (guru SD). Sedang mengajar berhitung 10x3, 10x4,.............
Dan kanan luar : Rujai (Pegawai Kabin), sedang mengadakan rapat dengan kepala Kabin.
Wartawan : '' Dalam pertandingan big match kali ini, bagaimana peluang kesebelasan Legok Winaya melawan Ranca Munding ? ''
Pak Kardun : '' Fifti-fifty, kesebelasan Legokwinaya memang pernah 3 kali melawan kesebelasan Rancamunding, yang berakhir dengan sekali menang 4 - 3, kalah 1 - 2 dan draw 2 - 2. Maka pertandingan sekarang sangat dinanti-nantikan itu sulit untuk diprediksikan, melihat stand yang demikian ketatnya itu. ''

Pak Kardun sedang bermain dengan anak-anaknya bermain sepak bola dengan kaos kaki yang digulung sebagai bola anak-anaknya silih berganti menjadi penendang bola dan kiper, sebagai tiang gawangnya pintu kamar.

Pak Kardun : '' Priiit ayo .....Kamila tembak..... '' Memerintahkan anak perempuannya menendang kaos kaki.
Kamila : '' Huuuup... '' menendang bola kaos kaki dan '' gooolll... golllll '' Sekarang ade yang nembak bola. ''
Sansan : '' Awasssss.... '' Tembak bola melambung. Goool.....gooolll Ole.....ole..olee...huhuhu... '' meloncat...loncat kegirangan.
Bu Kardun : '' Sudah yah...sepak bolanya... besok kalian mesti ke sekolah dan itu bola kaos kakinya akan dipake Papa besok untuk ke kantor. "
Kamila : " Pap, kenapa Pak Dadi Sumitra suka dipanggil " Nyai " kan itu buat perempuan ? "
Pak Kardun : " Gelar " Si Nyai " bagi sang raja bola Dadi Sumitra mungkin karena sifatnya yang pemalu, shy atau " bescheiden " kalau memakai bahasanya Sinyoh Cruyff. Tapi bila ditengah lapangan ia tak gentar menghadapi tackling lawan yang bagaimanapun gedenya, akan tetapi apabila ia berhadapan dengan perempuan, ia adalah ibarat Babah Tong Beng Shin disuruh ikut perayaan Marhaba. Kaku, gugup dan mendadak gagap seperti Dursasana mengajak gelut .... hahahaha...
Kamila dan Sansan : " Dursasana ngajak gelut .....hahahahahaha... "
Sansan : " Takut sama perempuan, hahahaha...... " masa takut sama perempuan.... "
Kamila : " Kenapa papa, jadi pelatih.....sepak bola ? "
Pak Kardun : " Papa kan pernah menjadi back kanan yang tangguh, sulit bila dilewati lawan, terutama kalau sang lawan masih demam lapangan. Atau penakut kesebelasan PGRI Ancab Legok Winaya berkali-kali, menjuarai hari kemerdekaan dan kompetisi sekecamatan yang papa latih, jadi saja papa pelatih. "
Bu Kardun : " Ayo sekarang sudah malam, sana pergi tidur, gosok gigi, wudlu dulu, berdo'a tidur ......nanti mamah ceritakan " Bed Story " Sekarang pergi tidur. "

Latihan sehari sebelum bertanding dengan kesebelasan Rancamunding. Dan sparing partner dengan anak-anak SMU Legok Winaya.

Pak Kardun : " Kita harus ingat kesebelasan Rancamunding, sebuah kesebelasan yang sangat tangguh, dengan pemainnya yang kekar-kekar dan terkenal fors kuat barisan dibelakangnya dan juga barisan penyerang yang jangan diremehkan. " Di hadapan kesebelasan Legok Winaya yang menjadi asuhannya.
Pak Romli : " Pokoknya kita berusaha main dengan maksimal OK !!!! " Mengajak persetujuan teman-temanya. "
Pak Kardun : " Okay, sekarang kita akan memulai latihan seperti biasa kita akan melakukan pemanasan. "

-Berlari dengan formasi, mengocek bola, mengoper bola, mengatur strategi permainan, dan meningkatkan kekompakan, terakhir bermain dengan murid-murid SMU.

Selesai latihan pertandingan dengan anak-anak SMU. Terjadi dialog membicarakan soal Dadi Sumitra Kiri dalam Kes. LW. Sebagai seorang inohong Pegri yang cukup makan garam, maka Drs. Kardun secara tidak langsung berusaha agar si Nyai Raja bola itu tidak kikuk didepan jenis lain.
Romli : " Pak Kardun, Si Nyai, alias Dadi Sumitra kiri dalam Legok Winaya kesebelasan kita. Ia dapat " pasangan ". Batinnya terkait pada sekuntum mawar Legok Winaya yang sementara ini masih incognito."
Padma : " Wah, hebat-lah mainya jadi tambah semangat. "
Rujai : " Kenalkan dong sama bapak, soal urusan ijin-ijinan dan surat-surat nikah biar kita yang menguruskan yah...... Setuju !!! mengajak persetujuan kepada teman-temanya.
Pak kardun : " Selamat Dad " Katanya kepada asuhanya itu " Siapa calonmu itu ? "
Dadi : " Nggak usya, ya " jawabanya genit-genitan. " Tunggu saja hari mainya. Pokonya ia dari desa lain. bukan orang sini......... "
PADA suatu senja yang cerah di lapangan Domba Depa, sebuah lapangan sepak bola yang paling top di Legok Winaya, Kesebelasan Legok Winaya dengan inti Kes. Ancab PGRI akan mengadu kemahiran seni tendang kulit melawan regu tamu. Rancamunding.

Sementara untuk wasit sengaja dipanggil dari Bandung agar keputusanya tidak berat sebelah.

Penonton berjubel untuk petama kalinya mereka dipungut sumbangan Rp. 2000,- perak Meskipun " Stadion " Domba Depa hampir tak mampu menampung arus penonton yang berdatangan dari tempat-tempat lain.

TIGA buahnya truck perkebunan empat Colt Mistubushi dan lima belas delman dipergunakan untuk mengangkut suporter kesebelasan Rancamunding. Belum terhitung yang berjalan kaki dari pihak tuan rumah jangan dikata lagi. Bapak Camat dan Ketua Ancab PGRI memobilisir rakyat dan anak-anak sekolah untuk menjadi suporter dalam " Big Match " yang pasti akan menarik, karena masing-masing kesebelasan akan mencoba kebolehanya berseni bola untuk merebut " Piala Bupati. "

Sebuah keuntungan besar bagi kesebelasan Legok Winaya ialah karena akan turun dengan " full team " termasuk si Nyai, si Raja Bola, sentroper Romli yang tembakannya menggeledek dan gelandang Mukhtar Bapak Lurah yang sulit dilalui lawan dan sering membantu serangan dengan tembakan-tembakan dan operan-operan yang cukup menggiurkan terutama bagi ibu Lurah yang selalu menjadi supporternya yang paling fanatik. Di bawah mistar berdiri penjaga Gawang Yaya, Sepp Mejernya Legok Winaya yang tangkapannya lengket meskipun agak lemah dalam menahan tembakan-tembakan datar. Tapi bagi Legokwinaya ia adalah keeper kelas wahid yang tidak ada duanya.

KONON pihak Rancamunding tidak akan turun dengan " super star " nya, back kiri Martawijaya (Lurah desa Ranca Sari Kecamatan Rancamunding) yang kabarnya sedang dalam perjalanan dinas ke Kabupaten. Ia diganti oleh back lain. Bapak Lurah adalah pemain kawakan, ex pemain kesebelasan Kabupaten yang sulit dilalui lawan. Alangkah makin serunya pertandingan itu bila keduanya turun dengan " full team. " versus lurah Rancasari (Rancamunding). Meskipun demikian, pengganti back Marta juga pemain-pemain top lainnya tetap mempekuat kesebelasan.

- Peluit berbunyi, penonton bersorak gempita dan Rancamunding yang memenangkan toss mulai menyerang. Bola dioper ke kiri yang langsung diumpan panjang kemuka. Dengan sundulan jitu ala Omo (pemain persib) pada masa jayanya, sentroper Rancamunding menanduk bola akan tetapi jatuh di pelukan kiper Legok Winaya dengan empuk.
- Bola dioperkan kepada Ohim, dari Ohim ke Mukhtar, yang mendribble sebentar dan langsung mengoper ke Rujai, disodorkan ke si Nyai yang dengan lari ala kijangnya melewati beberapa pemain orang belakang. Si Nyai mengopernya kepada sentroper Romli yang menembak dengan kaki kanan.
- Namun kiper Rancamundingpun bukan kiper bloon. Tembakan gencar Romli dapat ditipnya keluar.
- Tendangan penjuru pertama untuk Legokwinaya. Soleh, Bapak Penilik yang melakukannya dari sebelah kiri dengan tendangan melengkung dapat ditahan sebentar oleh si Nyai dengan gerak reflex jitu menembak ke sudut kanan.
- Pasti masuk, bila tidak dikembalikan oleh seorang pemain belakang yang berdiri di bawah mistar, demi melihat kiper sudah berdiri " out of position "
- Rancamunding membalas menyerang. Semua pemainnya kecuali back kiri ikut maju. terjadi " scrimmage " di dipan gawang Legok Winaya.
- Sentroper Rancamunding yang secara kebetulan mendapatkan bola menembak keras yang oleh Ohim mengenai tangannya tidak disengaja.
- Terpaksa ! Kiper Yaya karena terhalang oleh manusia-manusia yang bergerombol didepan gawangnya hanya berdiri kebloon-bloonan. Tendangan penalti.

- SUPPORTER Rancamunding bersorak sorai. Sebuah goal pasti lahir ! Ole-ole-ole, gol-gol, gol........... Sementara pihak Legok Winaya diam seribu basa.
- Wasit menunjuk titik putih untuk tendangan 12 pas. Sentroper Rancamunding yang kesohor tembakannya menggeledek ala Sucipto tempo dulu mengambil ancang-ancang.
- Sementara kiper Legokwinaya siap di bawah mistar.
- Penonton dari kedua belah pihak terdiam, berdebar. Satu pihak mengharapkan lahirnya jabang bayi yang bernama goal, yang lain mengharapkan " miskramnya. "
- Peluit wasit berbunyi, senterpor menembak. Bleng ! Persis dalam pelukan kiper Yaya yang disambut dengan sorak sorai pendukung Legok Winaya. Hureee........
- Beberapa anak bahkan lari ke tengah lapang untuk berjoget.
- Tangkapan Mang Yaya sebenarnya juga tertolong karena bola terlalu dekat kepadanya (Replay).
Komentator Nanda : " Memang dalam melakukan tendangan penali, si penembak mesti mengalami ujian mental. Abdul Kadir, itu kiri luar PSSI yang paling beken serta juga beberapa penembak dalam World Cup yang baru lalu, pernah mengalami kegagalan dalam melakukan tugas sebagai algojo. "
- TERDORONG oleh kehebatan kiper Yaya, Legok Winaya kembali mengadakan serangan menggebu-gebu, dan pada menit ketiga puluh, sebuah operan dari gelandang Mukhtar didrible oleh Padma, yang mengopernya kepada kanan-luar Rujai.
- Melihat bahwa si Nyai berdiri bebas.
- Rujai menyonteknya ke arahnya dan tanpa anyal lagi dengan kematangan pengalaman.
- Dadi Sumitra alias Si Nyai, menembak ke pojok kiri...........gol !!!
- Penonton Legok Winaya bersorak sorai. Satu nol untuk Legok Winaya. Peci-peci berterbangan di udara, anak-anak kembali berjoget di tengah lapangan, yang terpaksa mesti diusir oleh hansip, namun setelah si anak cukup puas untuk berjoget.
- Maklumlah sang Hansip juga sebenarnya ikut bergembira.

- Sepuluh menit kemudian kembali Legok Winaya membobolkan gawang lawan. Kali ini andil penyerang tengah Romli yang mendapatkan umpan manis dari si Nyai Bola tertangkap kiper, akan tetapi kurang lengket dan terlepas menggulir perlahan kesebelah kanannya, yang membuatnya kebloon-bloonan, ditengah sorak sorai suporter lawan dan mata-mata yang melotot dari teman-temannya.
- Tapi ia membalas memelototi dan menggurutui barisan belakang yang disebutnya tidak kurang bloonnya dalam membendung serangan lawan.
- Dua - Nol untuk legok Winaya sampai peluit panjang tanda istirahat berbunyi. Nampaknya sampai peluit panjang tanda istirahat berbunyi.
- Nampaknya " Piala Bupati " akan digondol Legok Winaya.

- SEUSAI turun minum terdengar sorak serai dari pihak Rancamunding.
- Mereka turun dengan " Full team " , Pak Marta, jagoan kawakan Rajamunding, yang selalu merupakan motor penggerak bagi kesebelasannya masuk lapangan meski baru datang. Dan memanglah demikian.

- Kesebelasan Rancamunding pada babak kedua ini seperti mendapat angin baru.
- Mereka terus-menerus merangsek.
- Sementara barisan belakang Legokwinaya ditambah barisan depan terpaksa, ditarik mundur, repot menahan serangan lawan yang semakin menggebu-gebu.
- Dan pada menit keduapuluh lahirlah goal balasan Rancamunding. Sebuah tembakan geledek bintang lapangan senterpor Ramlan, gawang mang Yaya jebol.

- Masih dua-satu untuk kemenangan Legok Winaya.
- Akan tetapi stand ini tidak bertahan lama. Karena sepuluh menit kemudian solo run yang menggiurkan dari bintang Rancamunding. Ramlan, berhasil melewati dua tiga lawan dan operan kepada kanan-dalamnya yang berdiri bebas diselesaikan dengan sebuah grounder (tembakan datar) yang jitu.
- Kiper Yaya yang bergerak reflexnya cukup mantap masih dapat meninjunya keluar akan tetapi malang jatuh ke dekat kaki Ramlan, yang tanpa anyal lagi menembakan sebuah half volley ke pojok kanan gawang Yaya.
- Yang sementara itu sudah benar-benar kehilangan posisi. Stand berubah menjadi 2-2.

- Suporter Rancamunding bersorak-pora, Topi-topi, peci-peci dan sarung-sarung
- Melayang, ditambah dengan joget tengah lapangan oleh anak-anak Rancamunding yang betul-betul menyakitkan hati. Karena ada seorang anak yang jungkir balik ditengah lapangan.
- Para Hansip mengusir spontan. Maklumlah mereka juga dongkol atas 2 buah goal ini.

- Setelah stand sama ini Rancamunding nampak mau memforsir kemenangan.
- Serangan mereka semakin bertubi-tubi, sementara barisan depan Legok Winaya tak berdaya melakukan serangan balasan yang efektif berkat palang pintu kawakan, back kiri Marta yang sukar dilalui.
- Ia mendapat julukan " Si dongkrak " Karena perawakannya yang tinggi besar dan kebolehannya merebut bola.

- ANEH bin ajaib, sementara itu bintang lapangan Legok Winaya, si Nyai seperti motor mempet businya, karena kehilangan akal bila harus mengadakan serangan.
- Tendangan dan operanya mendadak ngawur, tidak seperti dalam babak l. Apalagi apabila sudah dekat barisan belakang lawan yang dimotori si Dongkrak ia mendadak membuat kebloonan alias blunder yang sulit dimaafkan.

Penonton RM-1 : " Mana euy jagoannya !!! "
Para penonton RM : " Hidup Si Dongkrak !!! " " Hidup Si Dongkrak !!! " " Hidup Si Dongkrak !!! "
Penonton RM-2 : " Hidup Rancamunding. Tanduk saja betina mah !! " Ini jelas ditujukan pada kiri dalam Sumitra yang selalu digelari si Nyai.
Penonton RM-3 : " Ganti saja euy sama jantan !!!
Penonton RM-4 : " Mojang mah gak usah main ! suruh saja masak ! " Suruh menjemur BH saja. "

Kurang - kurangnya menahan diri, ejekan ini niscahya dapat mengakibatkan sengketa fisik. DRS. KARDUN sang team manager tidak kurang herannya melihat mental breakdown pujaan Legok Winaya itu. Ia mendekati Dadi sumitra yang kebetulan sedang berdiri di dekat sisi lapang.

Kardun : " Dad, apa-apaan kamu ini ? Main kok seperti belajar. Tinggal sepuluh menit lagi, monyong. Kita keok, piala akan mabur !!Sementara itu Rancamunding semakin menggebu-gebu, dan memaksakan 8 kali tendangan penjuru.
- Kiper Yaya, untunglah sedang terang bintangnya. Berkali-kali ia membuat " safes " .
- Sementara andil Pak Lurah Mukhtar cs. di barisan belakang tidak kurang jasanya dalam menahan serangan yang seperti banjir Paledah.
- Tiba-tiba lima menit menjelang bubaran, si Nyai, alias Dadi Sumitra yang tadi seperti pemain bloon, seolah-olah bangkit dari kebloonannya.
- Tiga menit sebelum bubaran, Legok Winaya mengadakan serangan total. Sebuah operan dari penilik Soleh kepada sentroper Romli, sang guru bahasa Inggeris, oleh favorite Pak Suhud ini dioperkan kepada si Nyai dan dengan gaya ala Johan Cruyff kaliber Legokwinaya, ia mendribblenya, berliku-liku yang cukup menggiurkan melewati beberapa pemain lawan termasuk si Dongkraknya.
- Ia berhadapan sendiri dengan penjaga gawang rancamunding, yang keluar gawang ala kiper Holland Jongbloed untuk meretur bola.
- Akan tetapi si Nyai berkelit menghindar dan sebuah sontekan dengan ujung sepatu kirinya menggelindingkan bola ke sudut kanan.
- Tiga-dua untuk Legok Winaya dengan iringan sorak-pora yang meledak.
- Maklumlah dari tadi selama 40 menit mereka menyaksikan kesebelasannya inklusif si Nyai dibantai oleh kelihaian lawan.
- Stand 3-2 ini bertahan sampai peluit panjang berbunyi. yang berarti pula " Piala Bupati " direbut kesebelasan Legok Winaya.
- Si Nyai alias Dadi Sumitra yang membuat " hattrick " bersama Drs. Kardun sang pelatih, digotong oleh para pemujanya keluar lapangan.

Penonton : " Hidup Nyai Dadi, Nyai Dadi Hidup Nyai Dadi, Nyai Dadi Hidup Nyai Dadi, nyai Dadi ..... "
Penonton : " Hidup Pak Kardun........ Hudup Pak Kardun......... Hidup Pak Kardun....... "

Semua pemain Legok Winaya berputar mengelilingi stadion " Domba Depa. " Sambil melambaikan tangan kepada para pemain.

ANEHNYA Dadi Sumitra meskipun kesebelasannya menang kelihatannya seperti menyesalkan sesuatu.
Drs. Kardun : " Dad, aku heran mengapa kau main begitu jelek tadi. Jantungku hampir copot ketika kau main seperti belajar. Untunglah kau menjadi biasa setelah bubaran. Engkaulah juru selamatnya. "
Si Nyai hanya terdiam saja.
Drs. Kardun : " Kulihat betapa si Dongkrak dongkolnya melihat engkau melaluinya dengan lihay. " Sambung doktorandus kita.
Dadi Sumitra : " Yah, tapi kalau dongkolnya dilapangan dibawa keluar lapangan bisa berabe juga. " Dengan nada sedih.
Drs. Kardun : " Mengapa ??? Aku tak mengerti. "
Dadi Sumitra : " Habis, dia..............................calon mertua aku, monyong !! "

Kesibukan semakin gencar di Ancab PGRI Legok Winaya atau ketika Hari Guru atau '' Jaarig '' PGRI ke 50 semakin dekat. Kegiatan olah raga seperti sepak bola, Volley ball, badminton, sudah mencapai babak-babak final, demikian pula lomba kesenian, rampak sekar, paduan suara, karokean pop dan dangdut tinggal menentukan jagonya saja. Tempat resepsi telah ditetapkan Aula " Wisma Guru " Legok Winaya yang cukup representatif untuk ukuran kecamatan.

Dekorasi diatur sedemikian rupa, sesederhana akan tetapi mantap menurut selera yang rada-rada menurut mutakhir. Resepsi akan di lanjutkan dengan atraksi kesenian diatas pentas terbuka di halaman Wisma Guru yang terhitung luas. Uak Jumli, paraji sunat yang paling kesohor merangkap ahli " penolak hujan " sudah meramalkan bahwa hujan tidak akan turun selagi pertunjukan berlangsung. Mantra penolak hujan ditambah lidi bertuah yang ditaruh bawang merah dan gula merah sudah dipasang di empat penjuru. Ditanggung 100 persen hari bakal cerah.
Pak Kardun : " Bagaimana Ramalan Cuacanya uak, Hujan tidak pada saat pertunjukan nanti ?
Pak Jumli : " Tenang Den, uak sudah berpengalaman malang melintang dalam ilmu " Penolak Hujan " sudah uak ramalkan bahwa hujan tidak akan turun selagi pertunjukan berlangsung. "
Pak Kardun : " Pakai apa itu uak, sepeti pakai gula merah, apa itu resep penolak hujan yang baru ? " sambil menunjuk gula merah dan bawang merah ditusuk lidi.
Uak Jumli : " Huss... Jangan sembarangan ngomong, itu sudah diberi mantera-mantera penolak hujan ditambah lidi bertuah yang ditusuk sate bawang merah dan gula merah dan harus disimpan di empat penjuru. "
Pak Kardun : " Yaki nih uak bakal ampuh. " Ia meminta jaminan dari uak Jumli.
Uak Jumli : " Ditanggung 100%, hari itu bakal cerah. " Sambil mengulurkan jempolnya, " Yakinlah, Den. "

Dengan pakaian olah raga Pak Kardun mengadakan rapat kilat di wisma guru yang sedang didekorasi.
Pak Kardun : " Pak Hidayat, Bagaimana apakah para tokoh masyarakat yang akan memberikan sambutan sudah dihubungi. "
Pak Hidayat : " Sudah Pak, Pak Camat siap memberikan sambutan, Uak Haji Makbul memimpin do'a, tokoh masyarakat dan guru- guru senior siap memberikan sambutan masing-masing 10 menit. " Sambil memberikan susunan acara pada pak Kardun.
Pak Kardun : " Ini yang menyampaikan sejarah PGRI Bapak KRD, siapa ini ? "
Pak Hidayat : " Itu bapak Kardun. " Sambil menunjuk Pak Kardun dengan jempolnya.
Pak Kardun : " Saya. " Sambil mengusap dada. " Yah tidak apa-apa. "

Pak Kardun melihat Pak Jalil terkatuk-katuk di kursi, terlelap sejenak.
Pak Kardun : " Ait, Jalil, jangan merem dulu, Bagaimana Laporan acara pentas dan pembagian hadiah. "
Jalil : " Siap Boss. " Berdiri dan memberi hormat dulu seperti tentara. " Saya akan melaporkan acra pemberian hadiah cabang olah raga Voley, Badminton, Sepak Bola, telah siap dibagikan, berupa piagam, tropi dan uang pembinaan sebesar 100.000 perak untuk pemenang Karokean Pop dan dangdut bersamaan acara puncak/pentas seni. "
Pak Kardun : " Jangan lupa kamu memasukan acara puncaknya drama pewayangan " Jabang Tutuka " pada acara penurupan. disitu aku akan main sebagai Gatotkaca putra Bima. " Sambil menepuk dada
Jalil : " Baik Bapak Gatotkaca putra Bima akan saya laksanakan. " Sambil menyembah tanganya diatas kepala.

Drs. Kardun dalam olah raga voley dikenal sebagai set upper yang cukup lihay, dikejuaraan antar ranting PGRI Legok Winaya.

Pak Jalil : " Kita kalah nih dalam babak penyisihan saja kita sudah gugur. "
Pak kardun : " Tenang-tenang di cabang olah raga yang lain kita masih ada harapan menang. "Sambil menyeka keringatnya.
Drs. Kardun cukup bagus bermain di depan dan dibelakang net dengan smash yang sambil menggebrik (menghentakan) lantai.

Panitia: " Baiklah untuk pasangan Drs. Karta Dundawigena atau Bapak Kardun dan Bapak Ehon, BA, masuk ke babak semifinal yang akan dilaksanakan besok sore.
Pak Kardun : " Hon, Kita mesti lebih kompak lagi, nih. Kita nanti menghadapi lawan yang lebih berat. " Sambil menegak minum air mineral dengan keringat yang bercucuran.
Ehon : " Bereslah, kalo kita terseok-seok juga minimal kita juara ketiga, pasti kita raih. "

Ibu Kardun : " Kang akang ini jarang ada dirumah, terlalu sibuk kang, cape atuh terlalu di forsir tenaganya, nanti sakit atuh kang. "
Pak Kardun : " Mah, kan kau tahu sendiri sebentar lagi hari guru di Legok Winaya dan lagi aku sebagai tokoh PGRI harus memberikan contoh kepada guru-guru muda... "
Ibu Kardun: " Tapi kamu terlalu banyak peran, sebagai pemain voley, bulu tangkis, catur dan sebagai Arjuna lagi dalam drama pewayangan, apa akang tidak pusing. "
Pak Kardun : " Ah kau, Tin... Entin. " Sambil memandang dengan penuh sayang pada sang isteri. Kau tahu sendiri aku ini orang yang sangat gemar kesibukan. Dengan kesibukan, hidup ini akan lebih berarti. "
Ibu Kardun : "Iya Kang, aku juga mengerti, tapi dalam 3 hari ini saja akang sudah menghabiskan 12 kaos yang bau keringat dan yah ampun baunya.... "
Pak Kardun : " Hahahaha... Akulah si Gatot Kaca hahahaha yang akan membantu mencucikan baju bau hahahaha... " Ngebodor dihadapan isterinya.

Syahdan peringatan hari guru sudah mendekati puncak kegiatan. Resepsi berjalan lancar. Para tamu memenuhi undangan dengan cukup perhatian, bukan sekedar basa-basi. Pidato-pidato cukup memenuhi fungsinya sebagai sambutan, bukan ceramah yang salah alamat.

Jalil (Sebagai Anaucer) : Acara sebagai berikut :
- Sambutan-sambutan : - Ketua panitia Pak Hidayat, Pak Camat, Pak Setia (guru sepuh), Pak Kardun (sejarah PGRI).
- Karokean lagu Evi Tamala " Menangis-menangis. Lagu " Uforia " Roma Irama, " Buaya-buaya jahanam......Buanya-buaya cinta.
- Karoke Pop : Lagu Crise " Lilin-lilin kecil " , " Cinta. "
- Pembagian hadiah : Sepak Bola, Bulu Tangkis, Badminton, Catur, Tenis Meja dst...
- Pertunjukan Drama " Jabang Tutuka Melinium. ''
Jalil : '' Hedirin sekalian marilah kita saksikan pementasan drama '' Jabang Tutuka. '' Karya Empu Kanwa, tontonan Abad Melinium ke-3 di Legokwinaya. ''
Penonton : '' Bertepuk tangan.... ''
Jalil : '' Baiklah akan kami perkenalkan para pemain dan sutradara drama '' Jabang Tutuka Melinium ''
- Sebagai sutradara : Bapak Rohadi (mantan penilik kebudayaan) yang cukup makan asam dan garam dalam dunia pentas, beliau pernah aktif sebagai pemain tonil di jaman Miss Rukiah '' Tempo Doeloe. ''

- Drs. Kardun sebagai gatot Kaca
- Pak Eddy, BA sebagai Niwatakawaca.
- Pak Tatang sebagai Brajamusti
- Pak Drs. Apin sebagai Brajadenta
- Pak Fredi sebagai Cepot
- Pak Wawan sebagai Udel
- Pak Dedi sebagai Aswatama- Pak Mardi, BA sebagai Kalasarengi

Pak Hidayat mendekati uak Jumli di belakang panggung menanyakan ramalan cuaca.

Uak Jumli : '' Waduh langit mulai batuk-batuk. '' Besw berwww '' sambil membaca mantra-mantra tambahan.
Hidayat : '' Kayaknya mantra-mantra dan sapu lidi tolak hujan karya uak Jumli belum mendapat izin dari Yang Maha Kuasa. ''
Jalil : '' Tenang saja, hujan belum turun, tapi menurutku mantra uak Jumli masih ulet bertahan sampai pertunjukan selesai. ''

Adegan penting tiba, Raden Gatot Kaca muncul.

Gatot Kaca : '' Hahahaha........ ''
Penonton : '' Bertepuk tangan '' Hidup Gatot Kaca '' Hidup Drs. Gatot Kaca...prok..prok...prok... prok...prok...
Gatot Kaca : '' Akulah Gatot Kaca anak Bima, aku bukanlah bayi '' Jabang Tutuka '' yang lemah dan jadi korban raksasa Niwatakawaca, hahaha... ''
Brajamusti : '' Saha..., Gatot Kaca dulu teh kamu masih leutik... ayeuna enggeus gede. '' Menirukan suara saudaranya.
Gatot Kaca : '' Akulah satria sakti berotot kawat, bertulang besi, akulah Gatot Kaca Superman abad melinium ke-3 yang akan melawan semua balad raksasa sampai Knoked Out. ''
Brajamusti : '' Akulah Brajamusti si Mike Tyson, berleher bethon, badan raksasa berhati lembut Hahah. ''
Brajadenta : '' Akulah Brajadenta ... sang raksasa, akulah Holy Field. I'm the Real Game haha ha ha '' Sambil menepuk dada '' hahahah.... ''

Para Butho Therong semuanya berkumpul melingkar seperti pemain basket tangannya bertumpuk ditengah.
Para Butho Therong : '' We're the Butho Therong, We are the dream team. ''
Penonton : '' Bertepuk tangan riuh, melihat kebolehan Drs. Kardun sebagai Gatot Kaca, menyerang tentara Bhuto yang menyerang swargaloka. ''

Gatot Kaca menyerang pasukan Bhuto terong dengan Hook kanan dan kiri yang diasuh oleh Brajamusti dan Brajadenta yang tidak kalah dengan Mike Tyson dan Holy Field mengepung secara bersamaan, menyebabkan kumis palsu Kardun dengan potongan lele jumbo jatuh terpental ke luar pentas.

Penonton : '' Secara riuh terhahahahaaa..... ''

Lelakon yang tengah-tengah ramai tiba-tiba dihentikan, karena terganggu oleh mereka yang mencarikan sang kumis yang bengal itu.

Pak Rohadi : '' Cut-cut-cut. '' Maaf pertunjukan harus dihentikan dahulu...... karena bapak Gatotkaca harus memakai kumis.... maaf tolong dicarikan kumis bengal itu khususnya kepada para panitia.... tolong''

Kumis begal model lele dumbo terbang dan mendarat di atas onggokan tai ayam. Hasip Heru menemukan kumis begal lele dumbo.

Heru : '' Terima kasih. '' Kemudian memasang kumis pada Gatot Kaca aeh Kardun.
Rohadi : '' Silahkan bapak-bapak butho therong kembali ke posisi semula, bapak Drs. Gatot Kaca aeh Kardun.
Jalil : '' Hadirin sekalian kita akan melanjutkan pertunjukan ini yang telah di hentikan sementara karena ada kesalahan Teknis....Okay... Kita lanjutkan acara selanjutnya musik.....''

Raden Gatot Kaca dapat melanjutkan perjuangannya melawan para Bhuto dan plus Gembong niwatakawaca, satu persatu para Bhuto ditaklukan, Bhuto Therong yang luka-luka dirawat oleh P3K Bhuto dan dokter-dokter Bhuto. Duet Gatot Kaca dan Niwatakawaca adalah adegan puncak.

Gatot Kaca : '' Aehhhh... Niwatakawaca, Biangkerok Krisis Moneter di Swarga Loka...Sini kamu,
Aku Gatot Kaca Bin Bima... Tak Kemplang koe. '' Sambil menunjuk menepuk dada, dan hidungnya tercengar-cengir karena kumisnya bau tai ayam (Tai Kotok).
Niwatakawaca : '' Ait..Drs. Gatot Kaca aeh..Gatot Kaca... Berani-beraninya kamu budak leutik melawan aku rajane..raja Butha therong ... hhehhh. '' Sambil menyerengai penuh amarah.

Niwatakawaca menyerang dengan Jab Kanan dan Jab Kiri, Hook Kanan dan Kiri, Gatot Kaca tidak banyak melakukan perlawanan. Sering-sering mengusap hidungnya. (Close Up).
Hidayat : '' Aneh Drs. Gatot Kaca kurang '' Fighting Spiritnya'' berkali-ka;i malah mengusap hidung saja. Hahah..''
Jalil : '' Kayaknya takut kumis Lele dumbonya yang bengal itu melompat lagi ? hahahaha.''
Hidayat : '' Aneh diserang Hook Kiri, Hook Kanan, Job Kiri Job Kanan .... kalah nyengir, lain melawan hahaha... ''
Kedua sahabat Drs. Kardun terhahaha dengan ramai........

Gatot Kaca dan Niwatakawaca berangkulan seperti pertandingan tinju, Drs. Kardun membisikan ke telinga Niwatakawaca :
Kardun : ''Aku mau minta '' time out '' mau ganti kumis, kumis ini bau tahi ayam. '' Demi ketenangan bermain dan konsentrasi pikiran.

Niwatakawaca itu megerti permasalahannya segera mengambil anak panah, dan memanah Drs. Gatot Kaca. Gatot Kaca menangkap panah Niwatakawaca kemudian berguling mendekati sutradara Rohadi ke luar pentas.
Kardun : '' Pak Rohadi ini aku minta '' Spare Parts '' Kumis yang baru, kumisnya bau tahi ayam...
bikin aku tidak konsentrasi dan kepala jadi pening. ''
Rohadi : '' Yah..yah.., beres, ini kumis tidak lepas seperti si Kumis lele dumbo begal ini, dengan kumis tempel ....tapi kalau di cabut bibir atas jadi sakit..dan harus dimasukan ke hidung. '' Nih... sambil memasang '' Cepat satria Ojo Piya Piye...sambil memberi salam tanda jempol.

Drs. Kardun melompat setelah diganti '' Spare parts '' nya dengan kumis baru. Kardun kembali melompat ke pentas untuk memulai lelakonnya di babak terakhir. Pada saat itulah pertahanan uak Jumli dengan lidi bertuah ambruk, datanglah hujan mengguyur deras, memaksa sutradara menghentikan pertunjukan, mengingat baik para penonton maupun para artis akan di buat basah kuyup.

Rohadi : '' Cut - cut - cut... hentikan dulu pertunjukan. ''
Gatot Kaca : '' Waduh pertahanan uak Jumli dengan lidi bertuahnya ambruk, hujan...hujan kluk kuluk kuluk..... '' sambil berlari mencari tempat teduh.
Uak Jumli : '' Sambil memegang lidi bertuah dengan bawang merah di sate dengan membaca mantra....mantra... eren hujan hujan sing gede- he hujan sing gedehe '' sambil hujan-hujanan dan mengacungkan lidi bertuah ke langit

Maka demikianlah hujan menderas turun demikian berbiritan (berlarian). maka bercampurlah para nayaga, para tamu, juga para dewa, para raksasa, dan satria-satria Amarta. Berbaurlah Cepot, Udel, Aswatama, Kalasarengi, Niwatakawaca dll. Semuanya masih berkostum lengkap, bahkan bermahkota dan penonton lari terbirit-birit mencari tempat perlindungan untuk terhindar dari guyuran sang hujan di Aula Wisma Guru.

Pak Jalil menghadap Bapak Drs. Gatot Kaca memberitahukan ada tamu dari PD PGRI Jabar.

Jalil : '' Pak, Kardun ada utusan dari PD V igin bicara. '' Kata Rekannya.
Kardun : '' Wah, berabe ni. '' Saya harus berganti-berganti dulu. ''
'' Duh ini kumis susah dicabut lagi. Aduh.... '' Yang lebih celaka lagi kumis Kardun yang sekarang adalah jenis kumis yang tidak bisa dilepas tanpa menyakiti bibir atas. Kumis yang diselipkan ke lubang hidung, jenis kumis yang digunakan adalah jenis kumis tempel.
Jalil : '' Tidak perlu, ia sedang terburu-buru, dan hanya punya waktu 5 menit. Tak apalah Gatotkaca menghadap Pede. ''

Maka nampaklah beberapa menit kemudian. Drs. Kardun kita, masih dalam kostum Gatotkaca menerima utusan PD V. Demikian terburu-burunya sang utusan Pede sehingga doktorandus kita lupa untuk menanggalkan mahkota, sayap sayap dan kumis khas Raden Gatot, yang sebenarnya dapat dilakukannya.

Pak Kardun : '' Ini ada surat dari PeDe (Pengurus Daerah) Jawa Barat bahwa ada rombongan guru-guru luar negri akan mengunjungi Legok Winaya. '' Sambil mengangkat surat dari PD PGRI Jawa Barat.
Jalil : '' Ini merupakan pertama kalinya bagi kita akan ada Sinyoh dan Nonih berkunjung ke Legokwinaya, dan ini baik untuk menambah secomot pengalaman, tapi kita belum berpengalaman menerima tamu dari seberang lautan. ''
Pak Hidayat : '' Kita jangan terlalu percaya, masalahnya kalau ditangguhkan lagi bagaimana. Siapa tahu kedatangannya tidak jadi. Atau salah satu Nonih sakit perut ? Hehehehe.... ''
Pak Marta : '' Saya secara pribadi ragu karena menurut pengalaman banyak rencana Pengurus Daerah PGRI yang ditangguhkan. Rencana pertemuan olah raga yang sudah beberapa kali '' diolah '' dan '' direvisi '' sehingga membuat para sobat dicabang sudah siap dengan duta-duta olah raganya, akan tetapi ternyata pertemuan itu masih tetap saja cuma penambahan arsip Pede (pengurus Daerah). ''
Pak Kardun : '' Betul, karena PD tidak punya fulusy yang cukup untuk membiayai event olahraga dengan level sepropinsi. '' Tetapi kondisi perfulusyan Pede (pengurus Daerah) juga ditentukan oleh kelancaran setoran dari Ancab dan cabang yang konon tidak selancar yang direncanakan. ''
Pak Hidayat : '' Tapi surat dari PD Jabar harus juga kita tanggapi dengan serius, seandainya kunjungan itu memang jadi ???
Jalil : '' Saya usul Pak Ketua, Bapak Drs. Kardun saja yang jadi ketua panitianya. ''
Pak Marta : '' Setuju, karena beliaulah yang kita anggap paling becus bercasciccus dalam bahasa Sinyoh London. Dan beliau pernah ikut sebuah conversation course di Bandung. ''

Makanya tugas sebagai jubir swasta itu diserahkan kepada doktorandus kita yang sangat beken
getol dan ringan pantat.

Pak Kardun : '' Mah, kita akan kedatangan tamu dari Australia, kunjungan guru-guru dari
Australia ke Legok Winaya. ''Ibu Kardun : '' Kapan Pak ? ''
Pak Kardun : '' Minggu depan dan mah tolong bantu ibu-ibu Idhata (Darma Wanita), membantu dalam acara penyambutan, seperti degung, upacara adat, dan bingkisan, dipersiapkan ? ''
Ibu Kardun : '' Bagaimana nih Kang, aku sudah lama tidak belajar bahasa inggris ? ''
Pak Kardun : '' Belajar saja konversation praktis harian di English 901, atau dibuku saku conver
sation, biar praktis saja ? ''

Persiapan penyambutan tamu dari Australia, kesibukan ibu-ibu Darma Wanita latihan Conversation Bahasa Inggris, dan menyiapkan bingkisan hadiah, upacara adat dan degung. Ibu Kardun membantu membimbing conversation.

Ibu Kardun : '' Perhatikan ibu-ibu ke papan tulis, kalimat ini dipakai apabila bertemu dengan orang asing atau Greetings. '' Sambil menunjuk di papan tulis. '' Baiklah kita mulai : Hello.
Ibu-ibu : '' Hello ''
Ibu Kardun : '' Good Morning, I'm Tini,
Ibu-ibu : '' Good Morning, I'm Tini. '' Secara serentak.
Ibu Kardun : '' Are you Bill Jones ? ; Yes, I'm ; How are you ? ; Good afternoon, Mr Green ; Good
evening, Mr. Brown ; How are you this evening ; Good night, John ; Good bye, bill ; She you to -
morrow ? '' Mengikuti petunjuk ibu Kardun.Ibu-ibu : '' Are you Bill Jones ? ; Yes, I'm ; How are you ? ; Good afternoon, Mr. Green ;Good evening, Mr. Brown ; How are you this evening ; Good night, John ; Good bye, Bill ; She you tomorrow ? Mengikuti petunjuk ibu Kardun.
Ibu Kardun : '' Kita sekarang memperagakan percakapan, saya harap 2 orang ibu-ibu kedepan mempraktekan, "Question and Answer. " Ibu Ine dan Ibu Dini kedepan !

Ibu Ine : " Hello, Bu Dini, How Are you ? "
Ibu Dini : " Fine, Thank. "
Ibu Ine : " How are you this evening ? "
Ibu Dini : " Very Well, thank you. "Ibu Ine : " Good Bye, Dini, See You tomorrow Morning. "
Ibu Dini : " Good Bye, Ine, See You tomorrow. "

Ibu Kardun : " Sekarang kedepan Ibu Tita dan Ibu Yani. "
Ibu Tita : " What's is your name ? "
Ibu Yani : " My name is Yani, I'm Yani. "
Ibu Tita : " What's first name ? "
Ibu Yani : " My first name is Yani, I'm a house wife . "
Ibu Tita : " Are you a teacher ? "
Ibu Yani : " Yes I'm, You're a teacher too, aren't you ?"

Ibu-ibu juga mempersiapkan bingkisan yang sudah dibeli untuk acara perpisahan nanti.
Ibu Camat : " Bagaimana bingkisan, untuk nanti acara perpisahan sudah dipersiapkan, bu kardun ? "
Ibu Kardun : " Sudah dipersiapkan, kemeja batik, gaung batik, wayang si Cepot, dan Gatot Kaca, untuk para sinyoh dan nonih itu. "
Ibu Camat : " Demi nama Legok Winaya, demi " hospitaly " wilayah Jabar, tak apalah Rp tiga juta perak untuk oleh-oleh. "
Ibu Kardun : " Yah, cukup, tidak memalukan..... "

Pak Kardun datang menghampiri istrinya yang sedang berdialog dengan Ibu Camat, dan Ibu Dharma wanita yang membuat bingkisan kado, menghampiri isterinya.
Pak Kardun : " Bagaimana mah, persiapan ibu-ibu Dharma Wanita ? "
Ibu Kardun : " It's Okay, No Problem. Semua sudah dipersiapkan begitu ? "
Pak Kardun : " Syukurlah kalau begitu ? Aku sedang mempersiapkan upacara adat, degung ibu guru, Paduan suara anak-anak SMP-SMU, dan hiburan lainya. "

Suatu hari sebelum kedatangan para tamu dari Australia, diadakan rapat panitia untuk menyambut kedatangan para tamu dan gladir resik.
Jalil : " Pak Kardun, bagaimana tentang pakaian yang kita pakai, bagaimana supaya kita seragam kita pakai Korpri. "
Hidayat : " Karena yang kita sambut adalah guru-guru dari Australia, jadi kita pakai seragam PGRI saja, seragam demonstran ??? "Setuju. "
Warta : " Yah, ... setuju seragam demonstran. "
Kardun : " Tunggu dulu tamu kita adalah kunjungan resmi, jadi pakaian kita yang kita pakai adalah pakaian resmi, kita laki-laki pakai Jas dan ibu-ibu pakai kebaya. " Pakai jas seperti kita berangkat ke pesta pernikahan, khitanan di lembur kita. "
Jalil : " Betul juga kalau kita lihat dalam film-film di TV para sinyoh dan nonih selalu necis, seperti James Bond, Hunter, Mr. Murder agen FBI Film X file selalu pakai jas meski sekedar menangkap bajingan atau makhluk alien ?
Hidayat : " Apalagi yang mereka hadapi adalah para Guru di Legok Winaya, bukan bajingan atau makhluk alien. " Hahahaha... " tertawa sendiri.Warta : " Yah, setujulah kita pakai seragam, berjas dan berdasi. "
Kardun : " Dan juga jangan lupa disampaikan kepada ibu-ibu untuk memakai kebaya. "
Hari " H " kedatangan para tamu dari Australia, panitia untuk menyambut kedatangan para tamu sudah siap. Sambil dakdikduk agak gugup. Maklumlah menerima Sinyoh dan Nonih adalah untuk pertama kali. Sebuah bus berhenti ..........
Pak Kardun : " Mereka sudah datang. Semua siap. "
Panitia : " Siap ..... " Sebagian panitia di beri kode kesiapan.
Mereka para tamu dari Australia, muncul satu persatu, melambai-lambaikan tangan. Keharuan terbayang pada muka mereka. Dan Kobo Jiropun berkumandanglah mengiringi munculnya Sinyoh dan Nonih dari negara Australia menginjak bumi Legok Winaya. Di lemburnya di sana penyambutan semacam ini tak akan dijumpai.
Pak Kardun : " Ladies and gentlemen, Welcome to Legok Winaya, Would you please come in and ..... "

Dengan basa Sinyoh dan bahasa indonesia seadanya merekapun bersalaman. Para penyambut pentolan Legok Winaya yang berpakaian rapi dengan insan-insan dari negri Kangguru yang berpakaian seperti akan bersantai di pantai. Sebagian besar prianya bercelana pendek dan bersandal capit, persis seperti kalau Drs. Kardun mau membetulkan aliran sawah.

Geoge Smith : " I'm George Smith from Australia. " Sambil Mengulurkan tangan kepada pak Kardun.
Pak Kardun : " I'm Kartadunda Wigena. "
Carolyn Tweedie : " Saya Carolyn Tweedie. " Sebagai interpreter darurat. " Ini Bapak George Smith beliau adalah Sekjen ATF " Australian Teachers' Federation. "
Pak Kardun : " Yes, I Know ... I Know ....." Nyonya Carolyn Tweedie sudah berapa lama anda belajar bahasa Indonesia."
Carolyn Tweedie : " Saya belajar bahasa Indonesia baru 20 hari. "
Pak Kardun : " Tapi speling- nyah sudah bagus. "
Caroliyn Tweedie : " Terima kasih. "

Masing-masing rombongan bersalaman memperkenalkan namanya.
Pak Hidayat : " I'm Hidayat. "
Gregory Roger : " I'm Gregory Roger. "
Jalil : " I'm Jalil. "
Bryan Huges : '' I'm Bryan Huges. ''
Warta : '' I'm Marta. ''
Cristian Peterson : '' I'm Cristian Peterson. ''
Rujai : '' I'm Rujai. ''
Jill Keith : '' I'm Jill Keith. ''
Entin : '' I'm Entin. ''
Ane Dormer : '' I'm Ane Dormer. ''
Tine : '' I'm Tine. ''
Perter : '' I'm Perter. ''
Dini : '' I'm Dini. ''

Acara sambutan di kedua belah pihak dari pihak Australia Mr. George Smith dan dari Indonesia
Mr. Kardun.
George Smith : '' Kami datang dari Australia ke Legok Winaya untuk melaksanakan program pertukaran guru antara ATF atau Australian Theachers Federation dan PGRI yang telah mendapat persetujuan dari pemerintah kedua belah pihak. '' Berbicara dengan bahasa Indonesia
yang fasih meskipun dengan nada bahasa Australianya.
Pak Kardun : '' Pertukaran pengalaman antara guru-guru Australia dan Indonesia Juga pertukaran yang sifatnya kulturil akan menambah pengalaman dan pengetahuan kedua belah pihak dan hal ini akan semakin memupuk saling pengertian antara keduanya.
Bagi PGRI khususnya dan bagi guru-guru Indonesia umumnya hal ini akan semakin menambah
pengalaman dalam menyelenggarakan satu-satu aktifitas yang pesertanya terutama terdiri dari
atas tamu-tamu luar negri. Sehingga dengan demikian terdapat satu rangsangan untuk effiensi
kerja, ketetapan kerja (punctuality) cara-cara yang khas dalam kehidupan manusia Barat, juga
secara tidak langsung akan merangsang penguasaan bahasa Inggeris secara lebih aktif. '' Sambutan yang dibacakan dengan teks.

Pak Kardun : '' Anak-anak selama satu minggu ini untuk pelajaran bahasa Inggeris kita di bantu
oleh tamu kita dari Australia, antara lain, Carolin Tweedie, Gregory Roger, Bryan Huges, Cristine Peterson, Jill Keith, Ane Dormer, Perter. ''
Caroline Tweedie : '' Terima kasih, nanti kami akan mengajar beberapa kelas untuk membantu
bahasa Inggeris. ''
Pak Kardun : '' Mungkin di kelas ini yang mengajar Mrs Carolyn Tweedie, and Gregory Roger di bantu oleh Pak Hidayat, saya persilahkan. ''
Caroline Tweedie : '' Saya akan mengajarkan sebuah lagu kesukaan saya waktu kecil,
Twinkel .... twinkel littel star how I wonder what you are........... '' Kita mencoba bersama-sama.
Murid SMP : Twinkel..... twinkel littel star how I wonder what you are...... '' Secara bersama- sama dengan semangat.
Caroline Tweedie : '' The Indonesian Kids are Verry musical. '' Ditujukan kepada Pak Hidayat.
Pak Hidayat : '' Yes, they are good sing a song. ''

Bryan Huges dan Cristine Peterson di antar Pak Kardun untuk mengajar di SMU Legok Winaya.
Bryan Huges : '' Saya Bryan Huges dan Cristine Peterson akan mengajar bahasa Inggeris di kelas
ini. ''
Peterson :Cristine '' It's time to begin. Please open your book, lesson six. Semua membuka halaman 34 pelajaran 6 tentang Radio and Television, silahkan dua orang kedepan untuk melakukan conversation.

Adang : '' Which programe did you watch on television last night ? ''
Apin : '' I can't get a good picture on my TV set, There's something wrong with it. ''
Adang : '' Where can I plug you get good reception on your radio, don't you ?
Apin : '' Please turn the radio up. It's too soft. ''
Adang : '' What's on after the news and the weather forecast ? Have you got a programme guide
Apin : '' You ought to get Bill to look at your TV. Perhaps he can repair it. ''
Adang : '' We met one of the engineers at the transmiting station. ''
Apin : '' Where can I plug in the TV ? Is this power point all right ? ''
Adang : '' I could 't hear the programe because there was too much interference. ''
Bryan Huges : '' Very good.... Very good..... Adang and Apin, You can speak English verry well. Thank you, please seat down. ''

George Roger : '' Saya Gregory Rogers dari Brisbane, saya ingin hidup di tengah masyarakat Indonesia sehingga bapak Hidayat mengajak tinggal bersama, di mana tadi bapak tinggal ? ''
Pak Hidayat : '' Legok Winaya Kidul ''
Pak Kardun : '' Silahkan saja, tapi disana banyak nyamuk. ''

Ibu Kardun masuk membawakan hidangan dan minuman.
Ibu Kardun : '' Silahkan di cicipi ala kadarnya. ''
George Roger : '' What is that ? makanan apa ini namanya ? ''
Ibu Kardun : '' Combro, Oncom dijero. ''
George Roger : '' Mmm it's very nice. How do you make it ? '' Sambil mengunyah cambro.
Ibu Kardun : '' Aduh pak kalau bahasa Inggerisnya ketela pohon itu apa ? ''
Pak Kardun : '' Ketela Pohon, sampe....tuber,...apa yah lupa lagi ?

George tidur dikamar rumah Pak Hidayat yang hanya mengenakan sarung yang dikerudungkannya seperti orang Sunda. Dia diserang ribuan nyamuk. Kemudian bangun dan menghampiri Pak Hidayat.
Gregory Roger : '' Saya diserang ribuan nyamuk meskipun sarung yang saya kerudungkan ini seperti orang Sunda sudah rapat. ''
Pak Hidayat : '' Maaf saya lupa suruh si Ujang untuk membelikan Bygone. ''
Gregory Roger : '' Beli saja, obat nyamuk hasil buatan Johnson. ''
Pak Hidayat : '' Betul sarung itu bukan untuk penangkal serangan nyamuk. ''

Brian Huges satu-satunya guru pria yang sudah kawin yang nota bene yang termuda ( 19 tahun)
demikian inginnya melihat '' toilet khas indonesia asli '' sehingga sinyoh itu mencobanya sendiri di sebuah anak sungai di pinggir Binong.
Brian Huges : '' Saya ingin mencoba melihat toilet khas Indonesia asli. ''
Pak Kardun : '' Kalau yang asli itu di sungai.......di river. ''
Bryan Huges : '' Kita coba saja saya sudah tidak kuat ingin mencoba.....'' Sambil memegang perutnya.

Selesai pergi ke toilet khas Indonesia, ia menghampiri Pak Hidayat yang menunggu di atas sungai.
Pak Hidayat : '' How do you feel ? ''
Bryan Huges : '' This is the first time, pengalaman yang pertama dan lucu, hahahaha....... ''
Pak Hidayat : '' Very..... Very.....lucu.... ''

Dan apa yang lebih mengesankan rekan Australia ini kecuali mengadakan perpisahan dengan para siswa tempat mereka mengajar ?? Keharuan demi Keharuan terpancar dari wajah-wajah mereka.
Pak Kardun : '' Pada hari ini adalah hari yang terakhir mereka di sekolah kita, mereka sekarang akan mengadakan perpisahan. ''
Carolyn Tweedie : '' Belajar dengan baik nanti anak-anak dapat belajar di Australia, Okay !!! Sambil mengacungkan jempol.
Murid SMP : '' Okay..... '' Membalas mengacungkan jempol secara serentak.
Pak Kardun : '' Mungkin Mr Peter akan menyampaikan ungkapan perpisahan, saya persilahkan. ''
Peter Mc Leod : '' This is for the last time I see you. '' yang berperawakan tinggi besar sempat menangis terisak-isak terharu. '' A wonderful school. ''

Acara Perpisahan Sambutan di kedua belah pihak George Smith, dari pihak Australia dan Pak Kardun dari Indonesia.
George Smith : '' They are very very indeed. So on behalf of them I want to say thank you very much your hospitality, hoping that one day we are able to the same to you when you send Indonesia teachers to Australia. '' Dengan aksen Australianya yang totok. '' Tahun yang akan datang pengiriman semacam ini akan dilanjutkan. ''
Hadirin : '' Prok...prok...prok...secara serentak. ''
Pak Kardun : '' Pihak PGRI juga diharapkan dapat mengirimkan guru-guru ke Australia untuk mengajar di sana untuk beberapa minggu. Tentu saja cara pengirimannya tidak dapat di samakan dengan mereka, mengingat income guru Indonesia yang masih jauh dari mencukupi untuk pekerjaan sukarela semacam itu. Guru-guru Australia dengan menabung selama setahun mereka mampu berlibur di luar negri selama beberapa minggu. Pihak kita niscahya masih memerlukan dana bantuan untuk mendapat dana yang sama. ''
Caroline Tweedie : '' Kami merasa senang dengan penerimaan masyarakat Legok Winaya. Saya akan merencanakan suatu kunjungan '' swasta '' Ia akan membawa beberapa siswanya ke Legok Winaya pada tahun ini. ''
Gregory Rogers : '' Saya dan Bryan Huges, dan Anne Dormer. Akan datang lagi untuk keempat kalinya, ke Indonesia. ''
Gregory Smith : '' Dalam libur saat ini tidak kurang dari 3000 orang-orang Australia berkeluyuran di Indonesia. Banyak diantaranya adalah guru-guru. Saya punya ide untuk memanfaatkan tenaga mereka daripada berkeluyuran hilir-mudik. '' Tapi ini harus dibicarakan dengan ATF, pemerintah Australia, Indonesia dan PGRI. ''

Pendengar : '' Bertepuk tangan prok......prok........ ''

Jalil : '' Thank You Verry much to Mr. George Smith and Mr. Kardun. '' Acara selanjutnya adalah acara hiburan. '' Peter Mc Leod akan menyanyikan Halo-halo Bandung dan Christine Peterson akan menyanyikan sayonara. ''
Peter Mc Leod : '' Terima kasih saya akan menyanyikan halo-halo Bandung.....Halo.....halo Bandung, ibu kota periangan...... ''

Tepuk tangan para penonton prok....prok....prok.....prok....

Jalil : '' Selanjutnya Christine Peterson akan menyanyikan Sayonara. '' Kita nyanyikan secara bersama-sama....... '' Sayonara.....sayonara.....sampai berjumpa pulang.... ''

Lagu itu diikuti oleh semua penonton.

Jalil : '' Acara selanjutnya adalah acara dangdutan......harap tampil ke depan Mr. George Smith berpasangan dengan ibu Ine, Mr. Kardun berpasangan dengan Christine Petersen, Mr. Hidayat dengan Jill Keith.... yang lain boleh menyusul Okay musik...... ''

'' Begadang jangan begadang.... kalau tiada artinya....begadang sih boleh saja..... aaa asal ada perlunya... ''

Pak Kardun laksana Kombakarna sakit mules, sementara Pak Hidayat dangdutan dengan lembut.....semua berjoget......