Oom Nerkom bercermin ditempat tukang cukur langganannya Mang Sarkoi, tersenyum, tertawa dan berpamer wajah ceria didepan kaca.

Mang Sarkoi : " Wah Oom lebih ganteng, seperti nampak 10 tahun lebih muda. "
Oom Nerkom : " Yah, aku akan memberikan surprise di kantor. Boss mereka muncul dengan mahkota baru, Berapa mang ? "
Mang Sarkoi : " Cuma Rp 30.000 saja. "
Oom Nerkom : " Jadi sekarang tarifnya naik !! sambil memberikan uang Rp 30.000,-
Mang Sarkoi : " Tukang cukur disini standar bayarannya dolar, jadi berfluktuasi tergantung dolar pagi dan dolar siang, naik berapa poin....begitu ! "
Oom Nerkom : " Kayak barang elektronik segala, pake bayar standar dollar segala, ini mah Buuk (rambut) bukan antena TV pake standar dolar segala. " Sambil memegang beberapa helai rambut. " ... " Ya tak apalah thank you. " Sambil berlalu meninggalkan si mamang cukur.
Mang Sarkoi : "Terima kasih, Oom. " Hehehehehe Kena tipu dia padahal harganya cuma 3 dolar atau 24 ribu...... untung 6 ribu perak.. " heheheheheh.. " Ngomong sendirian.

Oom Nerkom turun dari mobil dan masuk ke ruang kerjanya.

Oom Nerkom : " Iceu harus surprise, melihat gaya rambut ini? "heheheheheh... Sambil menyisir dikaca mobil yang mengkilat sambil bercermin.

Iceu : " Pak ada telepone interlokal dari Departemen di Jakarta, penting sekali katanya. " Sambil memberikan gagang telpone kepada Oom Nerkom.

Oom Nerkom segera memburu gagang telepon.

Boss Jakarta : " Saudara Nerkom."
Oom Nerkom : " Ya Pak Siap. "
Boss Jakarta : " Bapak Inspektur akan datang, siap untuk di inspeksi dalam waktu dua hari. " Tilpon interlokal itu singkat-jelas.
Oom Nerkom : " Ya Pak Siap. " Berubah wajahnya dari ceria menjadi serius.
Oom Nerkom : " Iceu panggil semua kepala Defisi, bagian TU, kita adakan rapat kilat. "
Iceu : " Baik pak akan segera saya hubungi. "

Semua kepala Devisi dan TU berkumpul untuk mendapatkan pengarahan kilat dari bapak kepala.

Oom Nerkom : " Bapak Inspektur Jendral akan datang dan kita jangan membuat bapak Inspektur Jendral menjadi ketus dan kecewa kita harus memperlihatkan keprofesionalan kita dalam bekerja, semuanya mesti siap dan akan cek and ricek langsung pekerjaan kalian, semuanya siap !!! "
Karyawan : " Siap... Pak. " Secara serentak.
Oom Nerkom : " Siap untuk diinspeksi dalam waktu dua hari. Meskipun dengan pemberitahuan ini segala sesuatunya harus disiapkan dan diada-adakan. " Kalo begitu rapat dibubarkan dan segera bereskan tugas-tugas kalian. "

Sehingga usaha tradisionil ABS (Asal Babeh Senang) masih dapat hidup dalam alam Reformasi ini, Oom masih sangsi apakah dalam waktu sesingkat itu aneka persiapan dapat dijalankan.

Oom Nerkom dan Iceu melakukan inspeksi, pertama melihat papan pengumuman, ia kecewa karena masih ditempel pengumuman yang sudah kadaluarsa, kecuali bahan celana yang baru tertempel selama 2 hari, muka Oom Nerkom nampak kecut.

Oom Nerkom : " Iceu, coba kamu lihat pengumuman-pengumuman yang sudah kadaluarsa..... Sudah 2 tahun masih menempel di sini. " sambil melotot lecewa.
Iceu : " Saya panggilkan, Mang Iding di panggil kemari. " Sambil melihat sekeliling di lantai yang masih bersih, Mang Iding mengikutinya dari belakang.
Oom Nerkom : " Bagus Mang cukup bersih, kamu masih bersemangat bergairah untuk membersihkan lantai ini. "
Mang Iding : " Yah, Gan. Sudah Mamang pel lantai ini 2 x, kemaren sore dan tadi pagi. "
Oom Nerkom : " Bagus-bagus kamu masih bersemangat, seperti semangatnya kamu pasang judi Toto Koni yah.. "
Mang Iding : "Yaya...yah, saya masih semangat memasangnya Gan. "
Oom Nerkom : " Dan kamu kemaren pasti menang undian Toto Koni, yah.. "
Mang Iding : " Yah Gan. "
Oom Nerkom : " Jangan pasang lagi yah.. haram itu hukumnya.. " Sambil berlalu meninggalkan Mang Iding.

Akan tetapi muka Oom menjadi masam, demi Sang beliau melihat tumpukan arsip-arsip surat, berdampingan dengan papan catur dan kartu gapleh.

Oom Nerkom : " Dadi, masa tumpukan-tumpukan arsip-arsip surat berdampingan dengan papan catur dan ini lagi kartu gapleh, berserakan dimana saja . " Sambil memegang papan catur dan kartu gapleh agar dipindahkan.
Pak Dadi : " Maaf Pak, itu tidak di sengaja bekas kejuaraan kemarin... " Sambil memelas.
Oom Nerkom : " Coba itu susun lagi arsip-arsip laporan sesuai dengan urutan laporan bulanan, berurut supaya mudah bila di Inspeksi bapak Injen, coba lihat aku laporan mingguan sekarang...... !!!! "
Pak Dadi : " Maaf Pak... Laporan mingguan belum semua masuk karena..... karena hari Kamis dan Sabtu libur jadi datanya baru datang tadi belum direkapitulasi.. "
Oom Nerkom : " Ahh... Itu alasan klasik, pokonya sekarang harus selesai laporan itu dan aku tunggu di Kantor. " Memberikan dampratan yang terakhir.
Pak Dadi : " Baik Pak, akan saya selesaikan laporan ini. "
Oom Nerkom : " Sahim...Sahim coba mana, aku ingin melihat laporan KAS, laporan Neraca Keuangan, Neraca Anggaran. "
Sahim : " Ini Pak laporanya. "
Oom Nerkom : " Aku periksa dulu, neraca Rugi Labanya, Balance tidak Debet dan Kreditnya, dan nanti kau ambil lagi di kantorku. " Sambil berlalu menuju kantornya.
Sahim : " Silahkan Pak, yah nanti saya ambil laporanya. "

Oom Nerkom keluar sambil menggerutu tentang pekerjaan karyawannya.

Oom Nerkom : " Pidato sebulan sekali tiap upacara bendera tanggal 17-an, tentang ketertiban dan disiplin agaknya belum cukup untuk menegakan disiplin. "

Semua terkejut ketika tiba-tiba Oom memanggil Sahim pemegang buku KAS. Sahim, seorang pegawai muda, terkenal jujur, bekerja keras dan teliti. Semua bertanya-tanya dalam hati. Apakah gerangan yang telah terjadi? Mustahil orang sejujur itu.

Oom Nerkom : " Waduh... Waduh.. gawat..., Sahim... Sahim.. " Sambil berteriak " Iceu panggil Sahim..... Cepat . "
Iceu : " Baik Pak. "... " Pak Sahim... Pak Sahim.. dipanggil Bapak Kepala cepat... "

Sahim dipanggil menghadap ke tempat Oom Nerkom secara pribadi. Muka Oom Nerkom nampak memerah. Didepanya buku kas. Hati Sahim berdegup.

Oom Nerkom : " Sahim. " Kau kukenal sebagai seorang yang teliti dan jujur. Aku sangat menghargai hal itu. Akan tetapi kali ini kau berbuat sesuatu yang tak ku sangka-sangka. "
Sahim : " Maksud Bapak ? " Sambil memberanikan diri.
Oom Nerkom : " Sahim, biaya kantor dari otorasi cuma Rp 1.250.000,- setahun. Tapi kau sudah keluarkan Rp 11.232.450,- Sebelas juta dua ratus tiga puluh dua ribu empat ratus lima puluh rupiah. Sahim, Sahim. Apakah yang telah terjadi, hendak kemanakan karier kita ? Apakah yang akan dikatakan Bapak Irjen nanti melihat keborosan ini? " Kata Oom dengan nada sedih.
Sahim : " Pak" kalau saya tidak hilaf, jumlah itu cuma Rp 1.232.450,-"
Oom Nerkom : "Mana bisa ? Lihat !" Sambil menunjuk angka itu. Pada saat itu pula sebuah senyum aneh muncul pada wajah Oom." Hehehe .., sudahlah, Aku mengerti sekarang."
Sahim : " Jadi, saya....... ? " Tanya Sahim keheranan.
Oom Nerkom : " Jadi kau boleh pergi. " Dengan muka masih memerah, cuma bukan karena marah lagi. " Kerjamu cukup bagus, kukira golongan III a bagimu akan segera ku usulkan. "
Sahim : " Terima kasih, pak, permisi. " Dengan masih keheranan.

Oom Nerkom niscahya tidak mau mengatakan bahwa sehelai rambut dari kumisnya yang baru di cukur telah jatuh kedepan angka, sehingga Rp 1.232.450 kelihatanya seperti Rp 11.232.450

Oom Nerkom : " Gara- gara kumis ini jadi saya ngerjain orang lain, kumis perusak anggaran. " Heheheheheh... " Sambil memegang sehelai kumis yang seperti angka satu.

Oom Nerkom sedang memeriksa pekerjaan laporan yang dibuat oleh anak buahnya yang menumpuk. Karyawan yang lain sudah pulang, tinggal ditemani oleh Iceu dan penjaga kantor yang sedang membersihkan lantai.

Oom nerkom : " Yah... Semuanya telah siap di inspeksi.. " Masih dengan wajah tegang.
Iceu : " Oom aku pulang duluan, sudah terlalu sore, sulit angkot nantinya ? "
Oom Nerkom : " Sebentar Ceu, aku agak sedikit stress aku butuh bantuanmu. "
Iceu : " Gak usah stress santai saja, hadapi saja..... It' Okay. "
Oom Nerkom : " Bapak Inspektur Jendral sebetulnya baik, hanya dia......... Sangat teliti dan........ " Ia masih terlihat tegang dan stress.
Iceu : " Sudahlah Oom jangan terlalu banyak dipikirkan, kita hadapi saja. Bagaimana kalau supaya Oom tidak stress kita jalan-jalan saja !!! " Okay !!! "
Oom Nerkom : " Yah..... " Tanda setuju " Kita Ke Holywood and Shoping, Okay !!!! "
Iceu : " Okay. " Dengan genit dia membalas.

SEMAKIN LARUT malam pesta itu pesta itu semakin menggila. Aneka pantat dari yang terpadat sampai yang tertepos bergengsot dalam irama musik ramai yang hanya dapat dinikmati oleh telinga orang yang paling tuli. Bedak dan lipstik serta wig mulai dilanda keringat.
Sebagai seorang insan yang serba " all round ". Oom Nerkom terlihat diantara mereka. Demikian pula Iceu, sekertarisnya.

Oom Nerkom : " Aduh ini suda terlalu malam... " Sambil melihat jam tanganya. Diantara musik diskotik yang kian menggoda pantatnya untuk berjoget.
Oom Nerkom : " Di rumah Ny. Nerkom, Jano dan Tuty menunggu aku harus punya rasa tanggung jawab sebagai seorang ayah. " Katanya dalam hati. " Aku harus pulang, aku biasa pulang. "
Iceu : " Bagaimana Oom, stress-nya sudah hilang.... " Sambil melenggok-lenggok. "
Oom Nerkom : " Semakin Okay-lah untuk menghadapi bapak Inspektur, tapi... "
Iceu : " Tapi kenapa Oom.. !!! "
Oom Nerkom : " Kita harus segera pulang agar besok kita konsentrasi bila ditanya bapak Inspektur jendral. " Oom Nerkom meraih tangan Iceu untuk mengajaknya pulang.

Dipintu ruang pesta dekat si Mamang portir yang tiga per empat mengantuk Oom Nerkom tertegun.

Oom Nerkom: " Anak itu ada di sana lagi. Sudah dua kali aku melihatnya di tempat ini. Apa yang akan terjadi apabila adegan semesra ini sampai ketelinga isterinya. Niscahya awal tahun baru itu akan diawali dengan perdebatan sengit. Mungkin pula dengan kembali pecahnya piring-piring yang membuat anak-anaknya pada ketakutan. " Bisiknya dalam hati.
Iceu : " Ada apa Oom, kenapa kelihatannya bengong !!! "
Oom Nerkom : " Akh... tidak apa-apa, kau duluan yah masuk mobil, nih kuncinya. Ini rasanya anak ini sudah aku kenal. " Sambil memberikan kunci mobil pada Iceu.
Oom Nerkom : " Pada pertemuannya yang pertama dengan anak ini, aku sudah mengorbankan satu kaleng Wybert, dan pertemuan berikutnya sebatang coklat kwalitas pertama diserah terimakan. Kini bocah itu ada disana lagi. Ia niscahya sedang berlagak " ditektif partikulir. " Mungkin pula Tante Nerkom telah mengupahnya untuk membuntutinya. Ia harus berusaha agar ia tutup mulut. Satu batang coklat tidak apa ia korbankan lagi. " Pikir Oom Nerkom sambil hilir mudik puntang panting bicara sendiri kebingungan.
Oom Nerkom : " Mau green spot ? " Mengawali percakapan.
Anak itu menggeleng kepala.
Oom Nerkom : " Coca cola ? "

Kembali ia menggelengkan kepala.Bebenyit itu niscahya berniat menaikan "tarif" pikir Oom Nerkom.
Oom Nerkom : " Kau tahu rumahku ? "
Anak itu mengangguk. " Celaka !"
Oom Nerkom : " Kenal sama Tante ? "
Ia mengangguk. Lebih celaka lagi. Niscahya sang isteri akan semakin mendapat dorongan untuk memperdengarkan suara cerewetnya yang lebih lantang dari suara Mohamad Ali, si jago tinju.
Oom Nerkom : " Kenal sama Oom ? "
Bocah : " Ya. "
Oom Nerkom : " Kau lihat Oom sama wanita tadi ? "
Bocah : " Wanita yang mana ? " ujarnya.
Kemudian Oom Nerkom sadar bahwa dalam dansa-dansi itu ia sudah beberapa kali ganti pasangan. Ini lebih celaka lagi. Bahan yang paling mantap untuk membuat Tante Nerkom meraung-raung seperti harimau sakit gigi.
Oom Nerkom : " Mau pistol-pistolan ? Mobil-mobilan ? "
Bocah : " Saya bukan anak ingusan. " Jawabnya, tersinggung.
Oom Nerkom : " Maaf. " Kata Oom Nerkom, sungguh celaka. Oom Nerkom yang begitu Hitler kaliber kecil di kantor samapi harus minta maaf kepada anak kecil.
Oom Nerkom : " Bagaimana kalau kau kuberi ....................... " Ia akan mengatakan Rp 50.000,-
akan tetapi takut untuk minta maaf pada anak ini untuk kedua kalinya karena tawarannya ditertawakan. Tante Nerkom mungkin memberinya lebih........
Oom Nerkom : " Bagaimana kalau kau kuberi Rp 100.000,-
Muka anak itu berseri-seri akan tetapi sesaat kemudian awan ketololan mulai membayangkan dimukanya.
Bocah : " Saya tidak mengerti. " Katanya.
Oom Nerkom : " Begini, nak. Kau akan kuberi seratus ribu perak. Akan tetapi kau harus tutup mulut, mengerti ? "
Bocah : " Belum "
Oom Nerkom : " Begini. Kata Oom Nerkom dengan kesal. " Kau jangan mengatakan apa-apa pada Tante Nerkom tentang apa yang engkau lihat disini ! Mengerti ? "
Bocah : " Ya. "
Oom Nerkom : " Bagus, Untuk itu kau kuberi Rp 100.000,- "
Mata anak itu bercahaya.
Oom Nerkom : " Nah. Ini. " Uang Rp 100.000,- berganti tangan. " Ingat, kita telah menjadi sobat. Tidak boleh kau bocorkan kepada siapapun juga. "
Bocah : " Baik, Oom. " Katanya seraya mengantongi uang itu.
Ketika Oom Nerkom akan naik ke mobilnya bersama Iceu. Ia kembali menghampiri anak itu. Ia masih belum merasa aman secara paripurna.
Oom Nerkom : " Aku kira kita telah bersahabat. Dan sebagai sahabat sebaiknya kita saling mengerti. Kau tidak perlu lagi menjalankan tugasnya. " Dalam kepalanya ia membayangkan bahwa Tante Nerkom isteriku. Sudah tiga kali kau kulihat membuntuti aku ke tempat sekarang ini. Sekarang hentikan tugas mata-mata keparat itu. Aku yakin honorarium dari padaku lebih besar dari pada wanita gemuk itu. " Kata Oom Nerkom dengan nada penuh kesal.
Tiba-tiba anak itu menyeringai penuh tanda kemenangan.
Bocah : " Saya sama sekali tidak membuntuti Oom. "
Oom Nerkom : " Bagaimana tidak, Nak. Kau memang mencoba mendapat upah dari kedua belah pihak, anak sayang. " Kata Oom semakin kekesalan.
Bocah : " Bagaimana mungkin Oom. " Katanya dengan tenang. " Saya sih bekerja disini. Sudah setahun lebih bertugas cuci gelas dan piring............... "

0 komentar

Posting Komentar