Tentu saja bila dibandingkan dengan kesebelasan bertingkat nasional apalagi internasional kesebelasan PGRI Ancab Legokwinaya itu bukan apa-apa, akan tetapi bagi penghuni bumi Legokwinaya yang belum melihat dribblenya Abdul Kadir, Yacob Sihasale, Kurniawan, Bima Sakti apalagi sempat menonton kelihaian seni bola Johan Cruyff, Neeskens, Frans Backkenbauer, Maradona, Ronaldo, Del Piero, atau David Beckham, Berkham, maka kini dalam kesebelasan PGRI Ancab Legok Winaya, Dadi Sumitra, bila beraksi di depan publik, merupakan atraksi yang cukup merangsang.
Dia adalah guru muda di kelas 5, masih bujangan, yang sudah gemar menyepak-nyepak kulit bundar semenjak ia menghapus ingus dan merupakan bintang kesayangan penonton bila ia beraksi dengan sikulit bundar.
Adalah suatu hal yang mengherankan jika anda dengar bahwa penonton menjulukinya '' Si Nyai '' Mungkin karena perawakannya yang ramping dan penampilannya agak '' Feminim '' . Namun demikian bila '' Si Nyai '' ini menghadapi bola, maka sikulit benda ini seolah-olah menempel bila ia mendribble melewati pemain-pemain lawan-lawan yang kekar tapi boyot. Tembakannya keras dan terarah yang bisa membuat kiper lawan melongo melihat bola masuk di luar jangkauannya.

Konsfrensi pers pertandingan Big Matc antara Legokwinaya dan Rancamunding, Para wartawan menanyakan peluang pertandingan kejuaraan piala Bupati.
Pak Kardun : '' Memang kesebelasan Legokwinaya itu masih mempraktekkan sistem kolot ialah 5 - 3 - 2 - 1 atau WM System. Bukan berarti kami belum kenal sistem modem, apalagi apa yang di kenal sebagai '' total football '' Akan tetapi untuk kesebelasan kecamatan Legokwinaya, pola ini, yang merupakan momok bagi lawan dan pujaan bagi para penggemarnya. ''
Wartawan : '' Bukankah di negara lain seperti di Italia, Brazil dan negara-negara lain menggunakan pola 4-4-2-1 '' Total Foot Ball '' menyebabkan lebih berhasil dan efektif ? ''
Pak Kardun : '' Betul tetapi untuk pertandingan kali ini, kitapun harus memperhatikan karakter permainan musuh '' Different Situation, different Character '' dari pengalaman bertanding kesebelasan Rancamunding dengan Total Football-nya harus dilawan dengan model lama WM system yang effektif. ''
TVRI : '' Siapa saja yang akan diturunkan dalam pertandingan yang sangat menentukan itu ? ''
Pak Kardun : '' Untuk posisi-posisi yang penting, akan saya perkenalkan di sebelah kanan saya Dadi Sumitra (Guru SD kelas V) penyerang, Romli (Guru Bahasa Inggeris di SMP LW), di sebelah kiri saya Padma (guru kelas ll SD l), Kanan Luar Rujai juru tik di Kantor Kabin yang larinya dikejar rusa dan macan inplensa. kiri luar soleh, Penilik Legok Winaya yang mahir bersepak bola seperti mahirnya berpidato didepan guru-guru di wilayahnya. ''
Wartawan : '' Terhahahahaha.... ''
Pak Kardun : '' Baiklah secara lengkap para pemain akan saya jelaskan di papan tulis........... Susunan kesebelasan Legok Winaya tempaan Drs. Kardun adalah sbb :
Penjaga gawang : Yaya (juru tulis kecamatan).
Mang Yaya sedang mengetik, menggerakan jari-jemarinya di mesin tik.
Back kiri : Warta (pesuruh SD ll yang selain memukul lonceng dan menyapu juga jagoan menendang kulit bundar).
Back kanan : Ohim (pegawai kantor Ancab),
Mang Ohim sedang membagikan air ke gelas pada para tamunya.
Gelandang kiri : Jamhur (guru klas l SD ll),
Jamhur sedang mengajarkan membaca kepada muridnya di kelas : '' Ini Budi... Ini Bapak Budi, Iwan adik Budi, Wati kakak Budi, Budi anak baik..........
Gelandang tengah : Muhtar (Lurah desa Legoksari).
Pak Lurah sedang duduk di kursinya menghadapi pengaduan warganya masalah PBB.
Gelandang kanan : Ujang (pegawai Kecamatan),Pak Ujang sedang menstempel surat-surat masuk dan surat-surat keluar.
Sedangkan barisan penyerang demi kerjasama bertahun-tahun dipasang penyerang Ancab PGRI Legokwinaya yang terdiri atas (mulai dari kiri) : Soleh (Penilik), sedang memuat laporan hasil kunjungan ke sekolah-sekolah.

Dadi Sumitra alias '' Si Nyai '' yang kini mulai punya gagasan untuk berpensiun dari ''bujangannya ''. Sedang pacaran dengan Neng Henny di pematang sawah. Merah muka bila diajak bicara wanita montok yang baru dikenal.

Sentroper : Romli (guru SMP kesayangan Pak Suhud kepala Kabin PMUP karena mahir berbahasa Sinyoh London). Sedang mengajarkan tensis Past Time, Past Perfec exc.

Kanan dalam : Padma (guru SD). Sedang mengajar berhitung 10x3, 10x4,.............
Dan kanan luar : Rujai (Pegawai Kabin), sedang mengadakan rapat dengan kepala Kabin.
Wartawan : '' Dalam pertandingan big match kali ini, bagaimana peluang kesebelasan Legok Winaya melawan Ranca Munding ? ''
Pak Kardun : '' Fifti-fifty, kesebelasan Legokwinaya memang pernah 3 kali melawan kesebelasan Rancamunding, yang berakhir dengan sekali menang 4 - 3, kalah 1 - 2 dan draw 2 - 2. Maka pertandingan sekarang sangat dinanti-nantikan itu sulit untuk diprediksikan, melihat stand yang demikian ketatnya itu. ''

Pak Kardun sedang bermain dengan anak-anaknya bermain sepak bola dengan kaos kaki yang digulung sebagai bola anak-anaknya silih berganti menjadi penendang bola dan kiper, sebagai tiang gawangnya pintu kamar.

Pak Kardun : '' Priiit ayo .....Kamila tembak..... '' Memerintahkan anak perempuannya menendang kaos kaki.
Kamila : '' Huuuup... '' menendang bola kaos kaki dan '' gooolll... golllll '' Sekarang ade yang nembak bola. ''
Sansan : '' Awasssss.... '' Tembak bola melambung. Goool.....gooolll Ole.....ole..olee...huhuhu... '' meloncat...loncat kegirangan.
Bu Kardun : '' Sudah yah...sepak bolanya... besok kalian mesti ke sekolah dan itu bola kaos kakinya akan dipake Papa besok untuk ke kantor. "
Kamila : " Pap, kenapa Pak Dadi Sumitra suka dipanggil " Nyai " kan itu buat perempuan ? "
Pak Kardun : " Gelar " Si Nyai " bagi sang raja bola Dadi Sumitra mungkin karena sifatnya yang pemalu, shy atau " bescheiden " kalau memakai bahasanya Sinyoh Cruyff. Tapi bila ditengah lapangan ia tak gentar menghadapi tackling lawan yang bagaimanapun gedenya, akan tetapi apabila ia berhadapan dengan perempuan, ia adalah ibarat Babah Tong Beng Shin disuruh ikut perayaan Marhaba. Kaku, gugup dan mendadak gagap seperti Dursasana mengajak gelut .... hahahaha...
Kamila dan Sansan : " Dursasana ngajak gelut .....hahahahahaha... "
Sansan : " Takut sama perempuan, hahahaha...... " masa takut sama perempuan.... "
Kamila : " Kenapa papa, jadi pelatih.....sepak bola ? "
Pak Kardun : " Papa kan pernah menjadi back kanan yang tangguh, sulit bila dilewati lawan, terutama kalau sang lawan masih demam lapangan. Atau penakut kesebelasan PGRI Ancab Legok Winaya berkali-kali, menjuarai hari kemerdekaan dan kompetisi sekecamatan yang papa latih, jadi saja papa pelatih. "
Bu Kardun : " Ayo sekarang sudah malam, sana pergi tidur, gosok gigi, wudlu dulu, berdo'a tidur ......nanti mamah ceritakan " Bed Story " Sekarang pergi tidur. "

Latihan sehari sebelum bertanding dengan kesebelasan Rancamunding. Dan sparing partner dengan anak-anak SMU Legok Winaya.

Pak Kardun : " Kita harus ingat kesebelasan Rancamunding, sebuah kesebelasan yang sangat tangguh, dengan pemainnya yang kekar-kekar dan terkenal fors kuat barisan dibelakangnya dan juga barisan penyerang yang jangan diremehkan. " Di hadapan kesebelasan Legok Winaya yang menjadi asuhannya.
Pak Romli : " Pokoknya kita berusaha main dengan maksimal OK !!!! " Mengajak persetujuan teman-temanya. "
Pak Kardun : " Okay, sekarang kita akan memulai latihan seperti biasa kita akan melakukan pemanasan. "

-Berlari dengan formasi, mengocek bola, mengoper bola, mengatur strategi permainan, dan meningkatkan kekompakan, terakhir bermain dengan murid-murid SMU.

Selesai latihan pertandingan dengan anak-anak SMU. Terjadi dialog membicarakan soal Dadi Sumitra Kiri dalam Kes. LW. Sebagai seorang inohong Pegri yang cukup makan garam, maka Drs. Kardun secara tidak langsung berusaha agar si Nyai Raja bola itu tidak kikuk didepan jenis lain.
Romli : " Pak Kardun, Si Nyai, alias Dadi Sumitra kiri dalam Legok Winaya kesebelasan kita. Ia dapat " pasangan ". Batinnya terkait pada sekuntum mawar Legok Winaya yang sementara ini masih incognito."
Padma : " Wah, hebat-lah mainya jadi tambah semangat. "
Rujai : " Kenalkan dong sama bapak, soal urusan ijin-ijinan dan surat-surat nikah biar kita yang menguruskan yah...... Setuju !!! mengajak persetujuan kepada teman-temanya.
Pak kardun : " Selamat Dad " Katanya kepada asuhanya itu " Siapa calonmu itu ? "
Dadi : " Nggak usya, ya " jawabanya genit-genitan. " Tunggu saja hari mainya. Pokonya ia dari desa lain. bukan orang sini......... "
PADA suatu senja yang cerah di lapangan Domba Depa, sebuah lapangan sepak bola yang paling top di Legok Winaya, Kesebelasan Legok Winaya dengan inti Kes. Ancab PGRI akan mengadu kemahiran seni tendang kulit melawan regu tamu. Rancamunding.

Sementara untuk wasit sengaja dipanggil dari Bandung agar keputusanya tidak berat sebelah.

Penonton berjubel untuk petama kalinya mereka dipungut sumbangan Rp. 2000,- perak Meskipun " Stadion " Domba Depa hampir tak mampu menampung arus penonton yang berdatangan dari tempat-tempat lain.

TIGA buahnya truck perkebunan empat Colt Mistubushi dan lima belas delman dipergunakan untuk mengangkut suporter kesebelasan Rancamunding. Belum terhitung yang berjalan kaki dari pihak tuan rumah jangan dikata lagi. Bapak Camat dan Ketua Ancab PGRI memobilisir rakyat dan anak-anak sekolah untuk menjadi suporter dalam " Big Match " yang pasti akan menarik, karena masing-masing kesebelasan akan mencoba kebolehanya berseni bola untuk merebut " Piala Bupati. "

Sebuah keuntungan besar bagi kesebelasan Legok Winaya ialah karena akan turun dengan " full team " termasuk si Nyai, si Raja Bola, sentroper Romli yang tembakannya menggeledek dan gelandang Mukhtar Bapak Lurah yang sulit dilalui lawan dan sering membantu serangan dengan tembakan-tembakan dan operan-operan yang cukup menggiurkan terutama bagi ibu Lurah yang selalu menjadi supporternya yang paling fanatik. Di bawah mistar berdiri penjaga Gawang Yaya, Sepp Mejernya Legok Winaya yang tangkapannya lengket meskipun agak lemah dalam menahan tembakan-tembakan datar. Tapi bagi Legokwinaya ia adalah keeper kelas wahid yang tidak ada duanya.

KONON pihak Rancamunding tidak akan turun dengan " super star " nya, back kiri Martawijaya (Lurah desa Ranca Sari Kecamatan Rancamunding) yang kabarnya sedang dalam perjalanan dinas ke Kabupaten. Ia diganti oleh back lain. Bapak Lurah adalah pemain kawakan, ex pemain kesebelasan Kabupaten yang sulit dilalui lawan. Alangkah makin serunya pertandingan itu bila keduanya turun dengan " full team. " versus lurah Rancasari (Rancamunding). Meskipun demikian, pengganti back Marta juga pemain-pemain top lainnya tetap mempekuat kesebelasan.

- Peluit berbunyi, penonton bersorak gempita dan Rancamunding yang memenangkan toss mulai menyerang. Bola dioper ke kiri yang langsung diumpan panjang kemuka. Dengan sundulan jitu ala Omo (pemain persib) pada masa jayanya, sentroper Rancamunding menanduk bola akan tetapi jatuh di pelukan kiper Legok Winaya dengan empuk.
- Bola dioperkan kepada Ohim, dari Ohim ke Mukhtar, yang mendribble sebentar dan langsung mengoper ke Rujai, disodorkan ke si Nyai yang dengan lari ala kijangnya melewati beberapa pemain orang belakang. Si Nyai mengopernya kepada sentroper Romli yang menembak dengan kaki kanan.
- Namun kiper Rancamundingpun bukan kiper bloon. Tembakan gencar Romli dapat ditipnya keluar.
- Tendangan penjuru pertama untuk Legokwinaya. Soleh, Bapak Penilik yang melakukannya dari sebelah kiri dengan tendangan melengkung dapat ditahan sebentar oleh si Nyai dengan gerak reflex jitu menembak ke sudut kanan.
- Pasti masuk, bila tidak dikembalikan oleh seorang pemain belakang yang berdiri di bawah mistar, demi melihat kiper sudah berdiri " out of position "
- Rancamunding membalas menyerang. Semua pemainnya kecuali back kiri ikut maju. terjadi " scrimmage " di dipan gawang Legok Winaya.
- Sentroper Rancamunding yang secara kebetulan mendapatkan bola menembak keras yang oleh Ohim mengenai tangannya tidak disengaja.
- Terpaksa ! Kiper Yaya karena terhalang oleh manusia-manusia yang bergerombol didepan gawangnya hanya berdiri kebloon-bloonan. Tendangan penalti.

- SUPPORTER Rancamunding bersorak sorai. Sebuah goal pasti lahir ! Ole-ole-ole, gol-gol, gol........... Sementara pihak Legok Winaya diam seribu basa.
- Wasit menunjuk titik putih untuk tendangan 12 pas. Sentroper Rancamunding yang kesohor tembakannya menggeledek ala Sucipto tempo dulu mengambil ancang-ancang.
- Sementara kiper Legokwinaya siap di bawah mistar.
- Penonton dari kedua belah pihak terdiam, berdebar. Satu pihak mengharapkan lahirnya jabang bayi yang bernama goal, yang lain mengharapkan " miskramnya. "
- Peluit wasit berbunyi, senterpor menembak. Bleng ! Persis dalam pelukan kiper Yaya yang disambut dengan sorak sorai pendukung Legok Winaya. Hureee........
- Beberapa anak bahkan lari ke tengah lapang untuk berjoget.
- Tangkapan Mang Yaya sebenarnya juga tertolong karena bola terlalu dekat kepadanya (Replay).
Komentator Nanda : " Memang dalam melakukan tendangan penali, si penembak mesti mengalami ujian mental. Abdul Kadir, itu kiri luar PSSI yang paling beken serta juga beberapa penembak dalam World Cup yang baru lalu, pernah mengalami kegagalan dalam melakukan tugas sebagai algojo. "
- TERDORONG oleh kehebatan kiper Yaya, Legok Winaya kembali mengadakan serangan menggebu-gebu, dan pada menit ketiga puluh, sebuah operan dari gelandang Mukhtar didrible oleh Padma, yang mengopernya kepada kanan-luar Rujai.
- Melihat bahwa si Nyai berdiri bebas.
- Rujai menyonteknya ke arahnya dan tanpa anyal lagi dengan kematangan pengalaman.
- Dadi Sumitra alias Si Nyai, menembak ke pojok kiri...........gol !!!
- Penonton Legok Winaya bersorak sorai. Satu nol untuk Legok Winaya. Peci-peci berterbangan di udara, anak-anak kembali berjoget di tengah lapangan, yang terpaksa mesti diusir oleh hansip, namun setelah si anak cukup puas untuk berjoget.
- Maklumlah sang Hansip juga sebenarnya ikut bergembira.

- Sepuluh menit kemudian kembali Legok Winaya membobolkan gawang lawan. Kali ini andil penyerang tengah Romli yang mendapatkan umpan manis dari si Nyai Bola tertangkap kiper, akan tetapi kurang lengket dan terlepas menggulir perlahan kesebelah kanannya, yang membuatnya kebloon-bloonan, ditengah sorak sorai suporter lawan dan mata-mata yang melotot dari teman-temannya.
- Tapi ia membalas memelototi dan menggurutui barisan belakang yang disebutnya tidak kurang bloonnya dalam membendung serangan lawan.
- Dua - Nol untuk legok Winaya sampai peluit panjang tanda istirahat berbunyi. Nampaknya sampai peluit panjang tanda istirahat berbunyi.
- Nampaknya " Piala Bupati " akan digondol Legok Winaya.

- SEUSAI turun minum terdengar sorak serai dari pihak Rancamunding.
- Mereka turun dengan " Full team " , Pak Marta, jagoan kawakan Rajamunding, yang selalu merupakan motor penggerak bagi kesebelasannya masuk lapangan meski baru datang. Dan memanglah demikian.

- Kesebelasan Rancamunding pada babak kedua ini seperti mendapat angin baru.
- Mereka terus-menerus merangsek.
- Sementara barisan belakang Legokwinaya ditambah barisan depan terpaksa, ditarik mundur, repot menahan serangan lawan yang semakin menggebu-gebu.
- Dan pada menit keduapuluh lahirlah goal balasan Rancamunding. Sebuah tembakan geledek bintang lapangan senterpor Ramlan, gawang mang Yaya jebol.

- Masih dua-satu untuk kemenangan Legok Winaya.
- Akan tetapi stand ini tidak bertahan lama. Karena sepuluh menit kemudian solo run yang menggiurkan dari bintang Rancamunding. Ramlan, berhasil melewati dua tiga lawan dan operan kepada kanan-dalamnya yang berdiri bebas diselesaikan dengan sebuah grounder (tembakan datar) yang jitu.
- Kiper Yaya yang bergerak reflexnya cukup mantap masih dapat meninjunya keluar akan tetapi malang jatuh ke dekat kaki Ramlan, yang tanpa anyal lagi menembakan sebuah half volley ke pojok kanan gawang Yaya.
- Yang sementara itu sudah benar-benar kehilangan posisi. Stand berubah menjadi 2-2.

- Suporter Rancamunding bersorak-pora, Topi-topi, peci-peci dan sarung-sarung
- Melayang, ditambah dengan joget tengah lapangan oleh anak-anak Rancamunding yang betul-betul menyakitkan hati. Karena ada seorang anak yang jungkir balik ditengah lapangan.
- Para Hansip mengusir spontan. Maklumlah mereka juga dongkol atas 2 buah goal ini.

- Setelah stand sama ini Rancamunding nampak mau memforsir kemenangan.
- Serangan mereka semakin bertubi-tubi, sementara barisan depan Legok Winaya tak berdaya melakukan serangan balasan yang efektif berkat palang pintu kawakan, back kiri Marta yang sukar dilalui.
- Ia mendapat julukan " Si dongkrak " Karena perawakannya yang tinggi besar dan kebolehannya merebut bola.

- ANEH bin ajaib, sementara itu bintang lapangan Legok Winaya, si Nyai seperti motor mempet businya, karena kehilangan akal bila harus mengadakan serangan.
- Tendangan dan operanya mendadak ngawur, tidak seperti dalam babak l. Apalagi apabila sudah dekat barisan belakang lawan yang dimotori si Dongkrak ia mendadak membuat kebloonan alias blunder yang sulit dimaafkan.

Penonton RM-1 : " Mana euy jagoannya !!! "
Para penonton RM : " Hidup Si Dongkrak !!! " " Hidup Si Dongkrak !!! " " Hidup Si Dongkrak !!! "
Penonton RM-2 : " Hidup Rancamunding. Tanduk saja betina mah !! " Ini jelas ditujukan pada kiri dalam Sumitra yang selalu digelari si Nyai.
Penonton RM-3 : " Ganti saja euy sama jantan !!!
Penonton RM-4 : " Mojang mah gak usah main ! suruh saja masak ! " Suruh menjemur BH saja. "

Kurang - kurangnya menahan diri, ejekan ini niscahya dapat mengakibatkan sengketa fisik. DRS. KARDUN sang team manager tidak kurang herannya melihat mental breakdown pujaan Legok Winaya itu. Ia mendekati Dadi sumitra yang kebetulan sedang berdiri di dekat sisi lapang.

Kardun : " Dad, apa-apaan kamu ini ? Main kok seperti belajar. Tinggal sepuluh menit lagi, monyong. Kita keok, piala akan mabur !!Sementara itu Rancamunding semakin menggebu-gebu, dan memaksakan 8 kali tendangan penjuru.
- Kiper Yaya, untunglah sedang terang bintangnya. Berkali-kali ia membuat " safes " .
- Sementara andil Pak Lurah Mukhtar cs. di barisan belakang tidak kurang jasanya dalam menahan serangan yang seperti banjir Paledah.
- Tiba-tiba lima menit menjelang bubaran, si Nyai, alias Dadi Sumitra yang tadi seperti pemain bloon, seolah-olah bangkit dari kebloonannya.
- Tiga menit sebelum bubaran, Legok Winaya mengadakan serangan total. Sebuah operan dari penilik Soleh kepada sentroper Romli, sang guru bahasa Inggeris, oleh favorite Pak Suhud ini dioperkan kepada si Nyai dan dengan gaya ala Johan Cruyff kaliber Legokwinaya, ia mendribblenya, berliku-liku yang cukup menggiurkan melewati beberapa pemain lawan termasuk si Dongkraknya.
- Ia berhadapan sendiri dengan penjaga gawang rancamunding, yang keluar gawang ala kiper Holland Jongbloed untuk meretur bola.
- Akan tetapi si Nyai berkelit menghindar dan sebuah sontekan dengan ujung sepatu kirinya menggelindingkan bola ke sudut kanan.
- Tiga-dua untuk Legok Winaya dengan iringan sorak-pora yang meledak.
- Maklumlah dari tadi selama 40 menit mereka menyaksikan kesebelasannya inklusif si Nyai dibantai oleh kelihaian lawan.
- Stand 3-2 ini bertahan sampai peluit panjang berbunyi. yang berarti pula " Piala Bupati " direbut kesebelasan Legok Winaya.
- Si Nyai alias Dadi Sumitra yang membuat " hattrick " bersama Drs. Kardun sang pelatih, digotong oleh para pemujanya keluar lapangan.

Penonton : " Hidup Nyai Dadi, Nyai Dadi Hidup Nyai Dadi, Nyai Dadi Hidup Nyai Dadi, nyai Dadi ..... "
Penonton : " Hidup Pak Kardun........ Hudup Pak Kardun......... Hidup Pak Kardun....... "

Semua pemain Legok Winaya berputar mengelilingi stadion " Domba Depa. " Sambil melambaikan tangan kepada para pemain.

ANEHNYA Dadi Sumitra meskipun kesebelasannya menang kelihatannya seperti menyesalkan sesuatu.
Drs. Kardun : " Dad, aku heran mengapa kau main begitu jelek tadi. Jantungku hampir copot ketika kau main seperti belajar. Untunglah kau menjadi biasa setelah bubaran. Engkaulah juru selamatnya. "
Si Nyai hanya terdiam saja.
Drs. Kardun : " Kulihat betapa si Dongkrak dongkolnya melihat engkau melaluinya dengan lihay. " Sambung doktorandus kita.
Dadi Sumitra : " Yah, tapi kalau dongkolnya dilapangan dibawa keluar lapangan bisa berabe juga. " Dengan nada sedih.
Drs. Kardun : " Mengapa ??? Aku tak mengerti. "
Dadi Sumitra : " Habis, dia..............................calon mertua aku, monyong !! "

0 komentar

Posting Komentar