MEVROW Richard Sumbama yang kita kenal itu jangan salah tafsir, adalah WNI tulen bukan asal daerah Yang Tse Kiang atau sebangsanya. Makanya anda tidak perlu kuatir bahwa sang mevrow atau meneer ada sangkut pautnya tetali karuhun dengan sebangsa Richard Conte ataupun Richard the Lionhearted, Gatotkacanya lembur PM John Howard.

Bahwasannya ketenaran sang suami juga menempel atau ditempel sang nyonya, itu bukan suatu hal yang aneh yang perlu bikin kepala semakin puyeng. Karena itu adalah suatu yang aneh membudaya dalam konteks sosial RI menjelang melinium ke tiga ini. Tentu saja mesti dikecualikan wanita-wanita yang tenar dengan sendirinya, bukan beken boncengan.

Yang paling menghantui Mevrow Richard ialah profil fisiknya yang semakin menunjukkan kesuburan dan kemakmuran hidup, alias kian hari kian menjauhi profil masa belas tahunnya. Bahwa ini juga menghantui rekan-rekan searisannya, macan Mevrow Santokuyo jebolan Gama Fakultas Hukum tingkat ll, Mevrow Sar'an, asli dari Cianjur yang konon ada kaitan kewargian dengan salah seorang Kangjeng Dalem Jaman Nederlands Indie, Mevrow Johny Riwanterus asal
Tasik, tapi meneer dari pulau kecil di Maluku, Mevrouw Nerkom yang telah kita kenal dan Mevrouw Winata yang selalu datang ke arisan pakai Baby Benz. Akan tetapi mereka tidak segawat Mevrouw Richard, berkat usaha-usaha penanggulangan yang diikuti secara konsekwen.
Bagi Neng Rita, anggota termuda dalam kumpulan ibu-ibu, tentu saja gejala kegemukan ini belum menjadi masalah.

Ny. Richard sedang melakukan senam aerobik diiringi dengan musik yang keras, didalam rumahnya. Bernari-nari, meloncat-loncat, berjingkrak-jingkrak, Hap..hap, tu..dua..tiga ganti..., prok-prok sambil bertepuk tangan sendiri. Sambil membayangkan instruktur dihadapannya, berganti jenis musik dan berganti gaya dari Regae- Dang dut- Pop-Jaipongan. Tuan Richard masuk.

Tuan Richard : " Mih...pelankan suaranya.... "

Tetapi Tidak terdengar oleh Ny. Richard dia masih saja menari dimabukan oleh musik dangdut Evi Tamala. " Menangis karena Rindu. "

Nyonya Richard : " Menangis... menangis karena rindu, hap-hap tu dua tiga. " Sambil menggerakan badan yang berbobot satu kwintal itu berdangdut riang.

Tuan Richard mendekat menghampiri isterinya :

Tuan Richard : " Mih, pelankan musiknya.... Pelankan musiknya..... " Saking kesalnya tuan Richard mematikan musiknya.
Nyonya Richard : " Mau makan teringat padamu... mau tidur teringat padamu kekasihku..... " Sambil tetap bergoyang pinggul meskipun musik sudah dimatikan " Kenapa pih... kok matikan musiknya. " Bertanya heran melihat sikap suaminya.
Tuan Richard : " Mamih tidak merasakan aku ini lagi stress, lagi pusing nih.. aku harus mengerjakan dua pekerjaan secara bersamaan... aku sudah janji akan menyampaikan seminar di Medan, tapi aku sekarang dapat tilpon dari Jakarta harus menghadap Pak Dirjen. " Sambil memegang kepalanya.
Nyonya Richard : " Ach... itu saja kok repot, gampang saja U nyuruh saja untuk seminar itu Dr. Munir (Mr. Clear) dan kau berangkat ke Jakarta menemui Pak Dirjen. " Sambil melihat hasihl senam yang belum juga terlihat hasilnya pada tubuh gembrotnya.
Tuan Richard : " Betul juga...... " Dengan suara pelan " Kau memang banyak sekali gagasan bagus. " Memuji sang isteri.

Nyonya Richard menimbang berat badannya, tadinya bersemangat menghibur suaminya kini bersedih melihat berat badannya tidak berkolerasi positif dengan Senam aerobik dan konsultasi dengan dr. Mujarab.

Tuan Richard : " Kok mih belum terlihat hasilnya meski kau senam aerobik setiap hari, pergi ke dr. Mujarab 2 kali seminggu, dan minum belasan jamu pelangsing telah kau coba tapi belum mengurangi lemak-lemak dalam perutmu. "
Nyonya Richard : " Yah inilah masalahnya..pih. " sambil menghampiri manja kepada suaminya.
Tuan Richard : " Ingat mih ketika kita masih pacaran dulu. " Kini giliran dia menghibur isterinya. Kau begitu anggun, begitu molleg, begitu sexi, kau tidak perlu kalah bersaing dengan aktris-aktris lima - jutaan kita macam Neng Yatie, Doris ataupun Yenny waktu itu. "
Nyonya Richard : " Ah papih aku jadi malu.... " Sambil mengenang masa mudanya.
Tuan Richard : " Itulah sebabnya Meneer Richard Subarna sampai bertekuk lutut dengan seribu ikrar suci sampai hayat. Tapi apa kehendak dikata, sang hayat belum berakhir, naga-naga ikrar suci bersaksi bintang dilangit mendung itu, mulai pudar. Aku akan tetap setia pada mu oh honey. " Merayu Nyonya Richard yang mulai wajahnya memerah bahagia.

Arisan lagi dirumah Tante Nerkom sambil pembentukan Panitia kontes kecantikan Se Sekenyengsol.

Mevrouw Nerkom : " Pemilihan sebagai ketua panitia penyelenggaraan Kontes Kecantikan secara aklamasi kita memilih Merouw Richard, karena kita pandang bahwa beliau punya pengalaman malang melintang didunia Cat Walk ini, bagaimana ibu-ibu setuju !!!!!
Semua Peserta Arisan serentak mengatakan : " Setujuuuuuuu "
Mevrouw Nerkom : " Kalau begitu kami persilahkan kepada Mevrouw Richard untuk memimpin acara ini selanjutnya, silahkan Mevrouw Richard. "
Mevrouw Richard : " Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan ini, meskipun masalah ini berat tetapi ini adalah amanat yang harus saya emban, saya membutuhkan sebuah tim yang kompak dalam kepanitiaan ini.

Ibu ketua panitia membuat rencana dan menyusun kepanitiaan, budget, promosi dan konsumsi.

Setelah acara pembentukan panitia selesai tuan rumah mengajak para arisanwati untuk bersantap makan sore.

Mevrouw Nerkom : " Karena acara pembentukan panitia sudah selesai dengan rencana-rencananya, sekarang ibu-ibu kami persilahkan untuk mencicipi makanan ala kadarnya, silahkan ibu-ibu. "
Mevrouw Richard : " Wadduh, bagaimana ya, it's terribly memalukain ini my body yang kian gembrot ini. " Kata jebolan kursus bahasa Inggeris tingkat intermediate. Makanya tidak heran bila sewaktu-waktu unsur bahasa Sinyoh London akan hadir dalam percakapannya.
Mevrouw Santokuyo : " Lho, wong begitu saja belum 'appa, Pokoe' sehat. Itu sajja kan. " melipur rekannya.
Mevrouw Sar'an : " Iyaah, belum apa-apa eta mah. Malahan kelihatannya mah, Mevrouw Richard teh semakin dontoo, hihihiii. " Menghihihi dan turut menghibur. Dan ibu-ibu lainpun ikut menghihiii selama satu menit penuh.

Dan Mevrouw Richard nampak agak terlipur, sambil memandang badannya apakah masih ada bekas-bekas masa jayanya dulu seperti dikatakan teman-temannya.

Mevrouw Riwanterus : " Memang in elk geval U sebenarnya malah nampak " mollig ", Kata yang jebolan HIS dan MULO kelas ll itu.
Mevrouw Sar'an : " Atuh da zij mah tiap pagi senam, jadinya gemuknya juga gemuk donto juga. "

Tante Winata mendapatkan kesempatan berkata, karena dari tadi sewaktu mulutnya akan menganga selalu terdahului rekan-rekannya. Kembali suara hihihiiii berlangsung. Kali ini hanya setengah menit.

Mevrouw Nerkom : " Ayo ah. Itu makannya jangan dibiarkan. " Kata sang nyonya rumah.
Mevrouw Richard : " Sebenarnya I'm on diet. Kata dokter enggak boleh makan yang containing too much fat dan carbohydrate. Tapi kali ini ya, terpaksa gara-gara Mevrouw Nerkom sih. " Kata Mevrouw Richard yang sedang berdiet dan getol senam Orhiba (bukan senam pagi Indonesia yang kini mulai Pudar dari edaran). " Mungkin kalau sedikit it'll be okay. " Sambungnya sambil mulai beraktif menikmati hidangan lezat yang tergelar di atas meja.

Dan istilah sedikit Mevrouw Richard yang sedang berpantang itu tentu tidak sama dengan " sedikit " nya Neng Rita yang betul-betul jaga diri, Maklum isteri muda penggede ibu kota...........

Mevrouw Richard : " Jangan lupa ibu-ibu satu minggu lagi kita akan mengadakan rapat di rumah Mevrouw Winata, yah jangan lupa. " Nambah lagi dong lontongnya. "

Mevrouw Richard : " Silahkan Neng Rita menyampaikan laporanya sebagai seksi acara pada kontes kecantikan ini. "
Mevrouw Rita : " Terima kasih saya akan melaporkan jumlah peserta lulus seleksi 30 orang dari 10 kecamatan, tropi hadiah dari Ibu Bupati pemilihan Miss Sekenyengsol, hadiah berupa uang sebesar 5 juta dan menginap di hotel Indonesia selama 2 hari. "
Mevrouw Nerkom : " Yah, cukup banyak pesertanya dalam waktu satu minggu ini peserta sangat antusias juga ... yah.. " meminta persetujuan dari ibu-ibu yang lain sambil melirik kekiri kekanan.
Mevrouw Richard : " Bagaimana ada masalah lain ibu-ibu yang belum terpecahkan. "
Mevrouw Johny : " Saya kira masalah telah kita selesaikan bersama, sekarang kita tinggal menunggu hari H-nya saja. "

DALAM pertemuan panitia di rumah Mevrouw Winata kembali hidangan-hidangan lezat menguji ketabahan Mevrouw Richard.

Mevrouw Winata : " Ayo, ah masa dibiarkan saja mentang-mentang tidak ada apa-apa. "
Mevrouw Richard : " Waaaah, ada lagi godaan. Sebenarnya dr. Mujarab kasih advice not to eat too much. Maaf saja. " Kata Mevrouw Richard. " Saya minum saja. Ini tidak bergula toh ?"
Mevrouw Santokuyo : "Waaaah, kok minum tok. Kalok sedikit, ya tiddakk 'apa-apaa. Pokoke jangan lupa jamu Nyonya Meneer yang saya beritahuken pada Mevrouw. " yang jebolan Fak. Hukum Gama Tingkat dua.
Rita : " Dan senamnya jangan lupa. " Yang termuda yang nada satirisnya hanya bisa dirasakan oleh orang-orang tertentu.
Mevrouw Sar'an : " Pokoknya mah, tidak kelebihan. " Kata Mevrouw Sar'an, sambil menyinduk sayur gule kedalam piringnya di mana kerataan lontong mulai kering, sementara tadi kebanyakan sayur.
Mevrouw Nerkom : " Daripada kerempeng tidak sehat. "
Mevrouw Richard : " Waaah, susah kalau everybody membujuk saja. " Sambil menelan air liur. "
Yah, terpaksa but only a little, tidak banyak-banyak. Tapi bukan lantaran saya tidak menyukainya, tapi itulah kata dr. Mujarab jangan makan yang terlalu banyak mengandung lemak dan hidrat arang. Tak apalah kalau sedikit. " Katanya sambil menyenduk beberapa kerat lontong dan sedikit sayur gule. " Ya beginilah nasib orang berdiet. Untung saya agak tahan godaan. Hmmm !!! Sayurnya enak sekali. Tambah sedikit tak apa, yah sambil tanganya menjangkau senduk.
Mevrouw Winata : " Silahkan, banyak juga tidak apa, bukan tontonan ini mah, " Kata Nyonya rumah.
Mevrouw Richard : " Maaf, itu kerupuknya, Di Rita. "
Rita : " Lontongnya sekalian nambah, Zus ? "
Mevrouw Richard : " Ya, bolehlah. Jangan banyak-banyak. Empat-lima kerat saja. Thanks. " Waaaah, saya harus lebih tekun senam, nih gara-gara makan enak ini, dr. Mujarab bisa menggerutu lagi. "
Mevrouw Nerkom : " Biarlah dokter menggerutu asal jangan perut kita. "

Dan Dua menit kemudian istilah-istilah macam diet, senam, lemak, hidrat arang, gula dll, tidak lagi muncul dari mulut Mevrouw Richard yang kini kelewatan sibuk itu.

SEBAGAI seorang tokoh yang cukup terkemuka, Oom Nerkom diundang menghadiri babak final pemilihan Miss Sekenyengsol, bersama selusin tokoh-tokoh gede lainya. Kali ini Oom muncul bersama Tante Nerkom seperti juga Oom, ikut memegang peranan cukup besar dalam kehidupan sosial para nyonya di Sekenyengsol.

Tante Nerkom : " Pih, Kamu sudah baca undangan yang aku berikan kepadamu tempo hari tentang babak final Pemilihan Miss Sekenyengsol. "
Oom Nerkom : " Oh yah, aku sudah baca, tapi aku lupa kapan waktunya yah.. " Sambil tetap membaca koran sambil tiduran diatas sofa.
Tante Nerkom : "Ih, bagaimana ini Papi besok sore, papih harus mengantar mami, besok semua bapak pejabat dan ibu pejabat pada datang, masa papih sebagai tokoh di kota ini tidak datang. "
Oom Nerkom : " Beres...beres gitu ajah koq repot, papi antar besok sore. "

Ruangan tempat para Miss itu berpamer dihadapan para juri untuk meraih kedudukan Irene Sutanto kaliber Sekenyengsol telah penuh oleh para penonton yang menantikan keputusan siapakah yang akan keluar sebagai juara.

Neng Rita(sebagai announcer) : " Hadirin sekalian kami harapkan perhatian dengan tenang, pemilihan finalis Miss Sekenyengsol akan segera dimulai. Kemudian akan kami perkenalkan sederetan para calon Miss Sekenyengsol, yang pertama : Rita Boesye, Susan Epon, Marilyn Marpuah, Cindy Carsim, Julia Rohim dan Sheron Susanti. "

HATTA, para petandang pun mulai memperlihatkan kebolehanya di depan para juri, yang secara seksama memberikan perhatian paripurna terhadap aneka ukuran dan kebolehan para pendatang.

Oom Nerkom : " Waduh Nyi Bocih jadi secantik ini, wah gawat .... " Mendadak mata Oom Nerkom melotot sebesar jengkol. Sebabnya ialah karena Oom Nerkom melihat Nyi Bocih (dalam pemilihan itu memakai istialh Rita Boesye) berpamer di deretan yang diperkenalkan. Nyi Bocih pernah menjadi kapstok hati Oom Nerkom ketika hati Oom sedang diserbu beger mindo yang sangat gawat.
Tante Nerkom : " Siapa Nyi Bocih itu, Pih ???? " Tanya Nyonya Nerkom yang mulai cemburu gelagat suaminya.
Oom Nerkom : " Anu Mih yang jualan di warung nasi perapatan itu tapi aku kira dia bukan Nyi Bocih aku salah liat. " Hati Oom Gedebak-gedebuk. Karena tidak dinyana Nyi Bocih " melangit " secara tiba-tiba. Berjejer dengan saingan-saingan lain para bidadari Sekenyengsol pasti tidak akan terlalu groggy.

Dan mata Oom Nerkom semakin memusat ke atas pentas ketika giliran Rita Boesye alias Nyi Bocih tiba. Hal ini niscahya tidak menyenangkan Tante, yang sedari tadi memperhatikan polah sang suami.

Neng Rita : " Hadirin sekalian baiklah sebagai puncak acara kita akan mendengarkan pengumuman pemenang perebutan Gelar Miss Sekenyengsol pada tahun ini kami persilahkan kepada Ibu Ketua penyelenggara untuk mengumumkan para pemenang Ibu Richard Subarna. "

Penonton bertepuk tangan.

Tante Richard : " Baiklah hadirin saya akan menyampaikan pengumuman hasil dari keputusan para juri, juara pertama mendapat gelar Miss Sekenyengsol pada tahun ini adalah............ Cindy Carsim, dengan nilai 89 Juara kedua dengan Gelar Miss Personality Sheron Susanty, dengan nilai 88, Juara ke tiga dengan nilai 87,5 adalah Rita Boesye. "
Neng Rita : " Kami persilahkan Ibu Bupati untuk memberikan hadiah dan kenang-kenangan kepada para pemenang.

Meskipun tidak mendapat angka tertinggi ternyata Nyi Bocih tidak terlalu kalah oleh Miss-miss lain, paling tidak meraih unggul diatas Susan Epon dan Marilyn Marpu' ah yang punya potongan montok kelepasan.

ARKIAN ketika kontes selesai, secara sembunyi-sembunyi mata Oom Nerkom melesat ke arah Nyi Bocih yang turut berdesakan bersama penonton yang mau pulang. Secara kebetulan mata Nyi Bocih dan Oom berpapasan dan arus listrik semakin menjelajahi diri Oom. Namun ketika melihat Oom bersama permaisuri, maka Nyi Bocih berusaha mengubah sikapnya.

Nyi Bocih : " Aeh, Bapak. " Katanya di tengah desakan bubaran penonton dan wartawan.

Oom Nerkom tersenyum dan melambaikan tanganya, " Kebapak-bapakan, " untuk menghindarkan diskusi yang tidak ilmiah di rumah.

Arus penonton yang menuju pintu membuat mereka semakin berdekatan, yang akhirnya membuat Oom berdiri persis dibelakang Nyi Bocih yang karuan saja membuat Oom semakin uring-uringan karena semakin jelas bagi Oom bahwa Nyi Bocih sudah " meng Upgrade diri "

Oom Nerkom : " Waduh tambah sexy saja Nyi Bocih ini. " Katanya dalam hati.

Syahdan pada saat inilah terjadi insiden yang tidak di sangka-sangka itu. Tiba-tiba saja Nyi Bocih melotot matanya dan seraya menunjuk-nunjuk Oom Nerkom, tokoh gede kita ia menyeletuk :

Nyi Bocih : " Ai, masih saja cunihin tidak tahu malu. Pake nyubit segala ! "

Dan sebelum Oom mampu membuka mulutnya Nyi Bocih sudah menyusup diantara penonton lain, menuju keluar. Orang-orang lain yang tak tahu persoalanya pada melongo. Ada apa gerangan.

Oom dari tadi nampak gembira riang penuh gairah kini terdiam seperti bisu mendadak akhirnya setelah didalam mobil Oom dengan berat membuka mulut :

Oom Nerkom : "Gila perempuan itu. Padahal aku tidak menyubit, tidak apa. " Katanya kepada sang isterinya. " Sungguh Demi Allah. "
Tante Nerkom : " Diam mata keranjang. Yang nyubit bungaok tadi adalah aku. "

0 komentar

Posting Komentar